Senin, 20 Juli 2015

Aku lahir dari keluarga yang sederhana , ayahku sebagai Guru di Madrasah Ibtidayah Negeri dan Ibuku hanya seorang pencari ridha dari ayahku. Aku termasuk salah satu keluarga besar yang memiliki tujuh bersaudara tiga laki-laki dan empat perempuan. Aku adalah anak Bungsu atau terakhir biasa orang mengatakan anak yang bodoh (ngeut ujong) kalau bahasa aceh  ‘hehe’.  saat kecil Aku tidak punya kawan cowok karena tetanggaku rata-rata anaknya cewek semua. kalaupun ikut bermain aku harus berjalan kaki sejauh 3 (tiga) kilometer dari rumah. Saat usia masih empat tahun aku mulai ke sekolah dasar di kampung ku, sekolah saat karena ikut tetangga ku yang setiap hari berangkat kesekolah dengan kawan-kawannya. Ayahku mendaftarkan aku disekolah karena melihat aku yakin pergi namun ditolak oleh kepala sekolah dengan alasan usia masih sangat kecil. Walaupun mereka tidak menerima aku disekolah tersebut tidak patah semangat aku dan tetap bersikeras bersekolah setiap pagi bersama tetangga aku meskipun tidak mempunyai seragam sekolah. Usia yang begitu muda namun aku tidak kalah saing dengan mereka yang diterima disekolah karena aku sudah bisa menghitung sampai dengan seratus dan menghafal perkalian tiga. Sesudah tiga bulan sekolah akupun dipertimbangkan disekolah tersebut karena sudah bisa seperti siswa lainnya dan akhirnya aku diterima seperti mereka. Hari demi hari aku sibuk sekolah dan bermain bersama-sama serta mendapatkan banyak kawan baru. Tahun  1998 aku selesai dari sekolah dasar dan memiliki Ijazah dengan predikat sangat bagus. 
Setelah selesai sekolah dasar  aku melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Kutablang, dulu keluargaku tidak mengizinkan aku sekolah di SMP karena pada waktu itu masih menggunakan seragam celana pendek jadi aku disuruh ke Madrasah Tsanawiyah. Tiga tahun mendalami ilmu di Madrasah Tsanawiyah dan lulus pada tahun 2001. Setelah selesai Madrasah aku menganggur satu tahun, dengan alasan aku masih kecil. Di tahun 2002 aku mulai mendaftar disekolah STM Negeri 1 Jeumpa yang sekarang menjadi SMK Negeri 1 Bireuen Jurusan Teknik mesin Otomotif. Disini aku sekolah bukan karena pilihan orang tua, melainkan keinginan aku sendiri dengan alasan jika bisa sekolah disini berarti bisa bekarya atau pun bisa menciptakan hal-hal yang baru. Saat awal sekolah aku mempunyai semangat bisa menciptakan sebuah penemuan baru, karena melihat kondisi abang aku yang pertama tidak sekolah di SMK namun bisa merakit sendiri Pemancar Radio walaupun saat itu dicap illegal sama polisi. Ternyata setelah menjalani disekolah tersebut tidak sesuai harapan aku dan menyelesaikan study tahun 2005. 
Selesai sekolah tersebut aku juga ikut menganggur karena sedikit males untuk melanjutkan kuliah, namun ditahun 2006 aku sadar entah mendapatkan hikmah untuk melanjutkan studi di universitas atau perkuliahan. Tahun itulah Aku meninggalkan perkerjaan bongkar muat barang dan kupas kelapa (Sundak U) dalam bahasa aceh, dari kampung halaman menuju kota banda aceh untuk mengkuti seleksi (CAMA) Calon Mahasiswa Baru. Aku mendaftarkan diri di perguruan tinggi Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry yang sekarang berubah nama UIN Ar-Raniry. Saat pengumuman kelulusan di Unsyiah buatku menjadi sebuah kata wassalam karena tidak lulus, jadi aku hanya bisa menunggu hasil tes yang terakhir di IAIN Ar-Raniry dan ternyata aku lulus. dan disanalah aku mengemban ilmu pendidikan Kimia di Fakultas Tarbiyah selama kurang lebih enam tahun setengah atau (13) tiga belas semester. Aku wisuda awal Februari tahun 2013 dan bangga telah melewati cobaan tugas kampus. selesai kuliah Srata satu (S1) aku tidak mempunyai perkerjaan tetap yang ada hanya melanglang buana dari warung kopi ke warung kopi sampai sekarang ini.  Ditahun ini saya mecoba mengadu nasib untuk melanjutkan study di Pasca Sarjana  Unsyiah. Hal ini juga sangat aneh karena aku mengambil Jurusan Managemen Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu (MPSPT) yang bertolak belakang saat aku masih sarjana. di Pasca Sarjana juga belum sesuai harapan karena pengumuman kelulusan telah ditetapkan pada tanggal 30 Juli 2015 entah ini akan lulus, mudah-mudahan lulus. Aminn. Nah dari sedikit cerita diatas mengenai pendidikan yang sudah aku jalani sampai mendapatkan gelar membuat aku tertawa bahkan setengah gila, pendidikan aku macam gule rampo (sayur mayur). Semenjak sekolah dasar sampai sarjana sudah tidak sejalur, kan anehnya aku ini. Mungkinkah aku ini orang yang sangat aneh? Kata itulah yang sering muncul dalam benak kecilku. Aku merasa berbeda dengan orang lain. Berbeda dari segala hal kadang aku juga bertanya dalam hati, "Apa aku orang stress ya?
walau tidak linier aku tetap semangat dan menginginkan kuliah di Pengelolaan Pesisir Terpadu karena aku lahir dan besar di daerah Mayoritas Masyarakat Pesisir. Banyak kaumku belum tersentuh bahkan Potensi Pesisir begitu besar namun masyarakat pesisir belum dapat menikamatinya.

Sekian dulu interes saya……..


0 komentar:

Posting Komentar

jika anda tidak senang maka jawablah tidak!!