Rabu, 08 Agustus 2012

Banda Aceh - Konon di Internet ada keyword baru yang melonjak drastis trendnya sebesar 1000 persen dalam 20 hari terakhir, selidik punya selidik, keyword tersebut muncul dari negara pengguna facebook dan twitter terbesar di dunia, yakni Indonesia.

Keyword tersebut adalah Tong Fang yang saat ini sedang boming di media sosial bagi Facebook, Twitter maupun BlackBerry.

Beberapa tulisan di sejumlah media sosial klinik Tong Fang diplesetkan tulisannya seperti 'Dulu saya berkumis setelah konsultasi ke klinik Tong Fang, Saya sekarang jadi kotak-kotak..diselipi canda tawa.

Dalam Google trends selama seminggu ini keyword yang melonjak itu berasal dari kota Surabaya, disusul Singapura, ketiga Kota Bandung dan Keempat Jakarta. Saat ini Klinik Tong Fang-pun laku keras karena marketingnya tidak dibayar karena banyak yang mempromosikan lewat facebook dan twitter. [ted


Sumber ; http://t.co/btactvtW

Sabtu, 23 Juni 2012


Kata-kata dikala urgent bak dewa penyelamat bencana
Diam tidak selamanya beharga
Walau diam adalah emas
Emas akan usang jika berada di tempat yang salah
Teman sejati tak selamanya abadi
Jika tiada bumbu pengertian
penyedap yang berupa transparansi
pedasnya komunikasi yang pas
Persahabatan yang masih sebesar kecambah ini rawan
Rawan patah, layu, bahkan mati seketika
Sahabat….
Tahukah engkau aku gelisah dengan segala ketertutupanmu
Bukankah keterbukaan diantara kita akan lebih baik?
Salahkah aku yang telah menganggapmu bak keluargaku?
Kumohon tegur aku jika aku melukai segumpal daging merah di dadamu
Bukan dengan menjauhi dan mengacuhkanku
Aku hanya hempasan debu yang terombang-ambing
Aku menyanyangimu karena Allah


"GAK USAH MIKIRIN MALAM MINGGU UNTUK PACARAN”

1. PacaranNaah ini yang paling aneh. Kenapa harus pacaran? Apakah yang namanya cinta harus didahului dengan pacaran? Kalo jantan dan memang tujuannya untuk menikah (sebagai laki-laki) datangi orang tuanya, langsung lamar! Islam tak pernah mengajarkan pacaran, sebab dalam aktivitas ini banyak sekali mudharat yang ada. Ga usah dengerin kata-kata temen ga punya pacar ga gaul. Lebih baik dekat dengan Alloh daripada dekatdengan pacar.“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawa bannya.” (QS. Al-Israa ‘ : 36)


2. Aktivitas PacaranKalo yang gue tahu rada aneh juga sih. Kalo pacaran banyak “kewajiban” yang harus dilakukan. Harus nanyain kabar, nanyain lagi ngapain, nanyain udah makan belum, terus antar sana antar sini. Hahaha,, pikir untuk apabro? Dia belum ada ikatan apa-apa sama lo. Dia sama dengan saudara-saudara sesama Muslim yang lain, buat apa melakukan hal-hal tidak berguna seperti itu. Kita sama sekali belum punya kewajiban karena dia bukan siapa-siapa kita. Butuh perhatian? Rasanya perhatian orang tua dan sodara jauh lebih tulus dibanding pacar yang biasanya ada maunya.


3. Malam mingguAda apa dengan Pocong? Eh salah itu mah judul film. Ada apa dengan malam minggu? Nah ini yang gue bikin heran. Tiap malam minggu pasti para jombloers (istilah yang ga punya pacar) mengeluh tentang kejombloannya. Sebenarnya apa sih yang istimewa dengan malam minggu? Perasaan sama-sama aja deh dengan malam-malam lainnya.Entah tradisi dari mana, katanya sih malam minggu waktu yang pas buat jalan bareng pacar, jalan-jalan ke mall gitu karena esoknya libur jadi “dimanfaatkan” gitu. Menurut gue daripada malam minggu hambur-hamburin uang, mendingan pake buat hal yang lebih bermanfaat gitu, mengaji kek atau memperdalam agama. Atau mungkin piket malem ato kerja smpe larut malem (eh itu mah gue, halah). That’s better I think.


4. Putus – jombloNah ini yang paling aneh. Abis pacaran kalo udah ga cocok ada istilah yang namanya putus. Kalo setahu gue yang namanya putus itu kabel telepon putus, atau layangan putus. Pacaran kok putus? Seperti udah ada ikatan aja. Padahal dari yang namanya pacaran itu kan hubungan tanpa ikatan, kalo ga diiket mana mungkin putus, iya toh?Kalo udah putus ada yang namanya jomblo. Coba buka KTP mu sodara-sodara? Apakah di sana ada yang tertulis jomblo? Setahuku yangada cuma dua, menikah dan belum menikah. Itulah status resmi, ga ada yang namanya jomblo.


5. GalauIni juga ga ngerti gue, siapa yang populerin istilah ini. Katanya galau itu sedang mikirin sesuatu yang ga jelas, sampai ga enak ngapa-ngapain. Hampir 90 persen galau gara-gara malam minggu pingin jalan dan ga punya pacar.Let’s think abot this. Pernahkah kita galau karena:a. Merasa jauh dengan ALLAH Subhanahu Wa Ta’aala..? Merasa berdosa karena melakukan banyak perbuatan maksiat, salah satunya pacaran?b. Melihat teman-teman sebaya banyak yang meninggal, seakan diperingatkan dan takut belum punya cukup amal untuk menghadap-Nya?c. Pingin banget shalat tahajud, tapi ga bangun-bangun? (kalo ga ada sms dari pacar aja galau, gini ga mungkin ya)d. Kesiangan bangun jadi ga shalat subuh? (boro-boro shalat dzuhr kelewat aja masih bisa ketawa-ketawa)e. Merasa hari demi hari tidak berguna karenalebih banyak maksiyat dibandingkan amalan?f. Pingin shaum, tapi sahur susah banget bangun?


6. Kalo ga pacaran gimana bisa punya jodoh?Menurut gue, kalo usia lo masih ingusan, hidup masih dibiayai orang tua, kuliah ga lulus-lulus lebih baik stop mikirin pacar! Lebihbaik persiapkan diri, baik amalan yang diperbanyak ataupun ilmu dan masa depan pikirkan. Pacaran bisa membuang banyak waktu lo, banyak dosa pula. Kalo suka sama lawan jenis, belum mampu menikah simpan dalam hati dan perbanyaklah berpuasa.“Wahai sekalian para pemuda barang siapa diantara kalian telah mampu menikah, hendaklah menikah karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjagakehormatan. Barang siapa yg belum mampu menikah hendaklah puasa karena puasa merupakan perisai baginya.” (HR. Bukhori danMuslim)Setau gue, kalo pas pacaran biasanya ada maunya. Pingin dibayarin makan, pingin ada yang perhatiin, pingin ada yang nanya udah makan belom, udah berak belum, dsb. Tapi begitu sudah didapet semuanya, udah deh gadipake lagi. Kita sendiri pasti dong pingin dapet istri/suami yang baik. Jadi ngapain ngurusin yang namanya Pacaran di malam Mingguingat sobat ......!!!!!!Laki-laki y baik untuk perempuan y baik-baik pula dan begitu pula sebaliknya



sumber; https://www.facebook.com/notes/adnan-ys/silakan-baca-sobat-ini-tulisan-tentang-malam-minggu/400001596703892

Selasa, 29 Mei 2012


OUT LINE


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Mamfaat Penelitian
Potsulatdan Hipotesis
Penjelasan Istilah

BAB II LANDASAN TEORITIS
Pengertian Praktikum
Tujuan dan Kegunaan Praktikum dalam belajar Kimia
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Praktikum
Faktor Pendidik
Kompetensi
Teknik pelaksanaan praktikum
Faktor Anak Didik
Faktor internal
Faktor eksternal
Kriteria Laboratorium Standar
Materi Koloid

BAB III METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Populasi dan Sampel
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Analisis Terhadap Hasil Penelitian
Pembahasan

BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Minggu, 19 Februari 2012

Ini adalah salah satu guyonan ala akademis yang pernah saya hadapi dan sulit untuk menjawabnya, sampai salah berkali mencoba menebaknya.

Salah satu Doktor di tempat kami mengajar mengajukan sebuah pertanyaan lucu di sela sela istirahat kantor. Beliau menanyakan apa bedanya GURU BESAR dan PROFESSOR.

Saya pikir tidak ada bedanya, ternyata ya memang ada bedanya saat pertanyaan itu dilontarkan baru saya tersadar. Apa ya, sambil mengeryitkan dahi akan tetapi jawaban tidak kunjung muncul di otak. Aduh ternyata sulit juga seperti soal ujian, cuman pertanyaan yang satu ini tidak ada teorinya jadi harus di jawab dengan logika.

Setelah semua menyerah, Beliau menjawab bahwa GURU BESAR adalah titik akhir seseorang menjadi guru. Sedangkan PROFESSOR adalah titik akhir sekolah karena setelah itu tidak bisa sekolah S4.

Serentak kami terbahak tertawa lebar mendengar jawaban tersebut. Wah bener juga ya, analisis seorang Doktor dan Bachelor memang ternyata sangat berbeda.




Sumber: http://id.shvoong.com/entertainment/plays/2088548-cerita-lucu-mengenai-guru-besar/#ixzz1mp4U5gz2




Rabu, 15 Februari 2012


Tulisan yang menarik dibanding dengan edarannya Dirjen Dikti.

Setiap kali berkunjung ke Yerusalem, saya sering tertegun melihat orang-orang Yahudi orthodox yang penampilannya sama semua. Agak mirip dengan China di era Mao yang masyarakatnya dibangun oleh dogma pada rezim otoriter dengan pakaian ala Mao. Di China, orang-orang tua di era Mao jarang senyum, sama seperti orang Yahudi yang baru terlihat happy saat upacara tertentu di depan Tembok Ratapan. Itupun tak semuanya. Sebagian terlihat murung dan menangis persis di depan tembok yang banyak celahnya dan di isi kertas-kertas bertuliskan harapan dan doa.
Perhatian saya tertuju pada jas hitam, baju putih, janggut panjang dan topi
  kulit berwarna hitam yang menjulang tinggi di atas kepala mereka. Menurut Dr. Stephen Carr Leon yang pernah tinggal di Yerusalem, saat istri mereka mengandung, para suami akan lebih sering berada di rumah mengajari istri rumus-rumus matematika atau bermain musik. Mereka ingin anak-anak mereka secerdas Albert Einstein, atau sehebat Violis terkenal Itzhak Perlman. Saya kira bukan hanya orang Yahudi yang ingin anak-anaknya menjadi orang pintar. Di Amerika Serikat, saya juga melihat orang-orang India yang membanting tulang habis-habisan agar bisa menyekolahkan anaknya. Di Bekasi,saya pernah bertemu dengan orang Batak yang membuka usaha tambal ban di pinggir jalan. Dan begitu saya intip rumahnya, di dalam biliknya yang terbuat dari bambu dan gedek saya melihat seorang anak usia SD sedang belajar sambil minum susu di depan lampu templok yang terterpa angin.Tapi tahukah anda, orang-orang yang sukses itu sekolahnya bukan hanya 5 senti?
Dari Atas atau Bawah ? Sekolah 5 senti dimulai dari kepala di bagian atas. Supaya fokus, maka saat bersekolah, tangan harus dilipat, duduk tenang dan mendengarkan. Setelah itu, apa yang di pelajari di bangku sekolah diulang dirumah, di tata satu persatu seperti melakukan filing, supaya tersimpan teratur di otak. Orang-orang yang sekolahnya 5 senti mengutamakan raport dan transkrip nilai. Itu mencerminkan seberapa penuh isi kepalanya. Kalau diukur dari kepala bagian atas, ya paling jauh menyerap hingga 5 sentimeter ke bawah.
Tetapi ada juga yang mulainya bukan dari atas, melainkan dari alas kaki. Pintarnya, minimal harus 50 senti, hingga ke lutut. Kata Bob Sadino, ini cara goblok. Enggak usah mikir, jalan aja, coba, rasain, lama-lama otomatis naik ke atas. Cuma, mulai dari atas atau dari bawah, ternyata sama saja. Sama-sama bisa sukses dan bisa gagal. Tergantung berhentinya sampai dimana. Ada orang  yang mulainya dari atas dan berhenti di 5 senti itu, ia hanya menjadi akademisi yang steril dan frustasi. Hanya bisa mikir tak bisa ngomong, menulis, apalagi memberi contoh. Sedangkan yang mulainya dari bawah juga ada yang berhenti sampai dengkul saja, seperti menjadi pengayuh becak.

Keduanya sama-sama berat
menjalani hidup, kendati yang pertama dulu bersekolah di ITB atau ITS dengan IPK 4.0. Supaya bisa menjadi manusia unggul, para imigran Arab, Yahudi, China, dan India di Amerika Serikat menciptakan kondisi agar anak-anak mereka tidak sekolah hanya 5 senti tetapi sekolah 2 meter. Dari atas kepala hingga telapak kaki. Pintar itu bukan hanya untuk berpikir saja, melainkan juga menjalankan apa yang dipikirkan, melakukan hubungan ke kiri dan kanan, mengambil dan memberi, menulis dan berbicara. Otak, tangan, kaki dan mulut sama-sama di sekolahkan, dan sama-sama harus bekerja. Sekarang saya jadi mengerti mengapa orang-orang Yahudi Mengirim anak-anaknya ke sekolah musik, atau mengapa anak-anak orang Tionghoa di tugaskan menjaga toko, melayani pembeli selepas sekolah. Sekarang ini Indonesia sedang banyak masalah karena guru- guru dan dosen-dosen nya – maaf- sebagian besar hanya pintar 5 senti dan mereka mau murid-murid nya sama seperti mereka. Guru Besar Ilmu Teknik (sipil) yang pintarnya hanya 5 senti hanya asyik membaca berita saat mendengar Jembatan Kutai Kartanegara ambruk atau terjadi gempa di Padang. Guru besar yang pintarnya 2 meter segera berkemas dan berangkat meninjau lokasi, memeriksa dan mencari penyebabnya. Mereka menulis karangan ilmiah dan memberikan simposium kepada generasi baru tentang apa yang ditemukan di lapangan.Yang sekolahnya 5 senti hanya bisa berkomentar atas komentar-komentar orang lain. Sedangkan yang pandainya 2 meter cepat kaki dan ringan tangan. Sebaliknya yang pandainya dari bawah dan berhenti sampai di dengkul hanya bisa marah-marah dan membodoh-bodohi orang-orang pintar, padahal usahanya banyak masalah. Saya pernah bertemu dengan orang yang memulainya dari bawah, dari dengkulnya, lalu bekerja di perusahaan tambang sebagai tenaga fisik lepas pantai. Walau sekolahnya susah, ia terus menabung sampai akhirnya tiba di Amerika Serikat. Disana ia hanya tahu Berkeley University dari koran yang menyebut asal sekolah para ekonom terkenal. Tetapi karena bahasa inggris nya buruk, dan pengetahuannya kurang, ia beberapa kali tertipu dan masuk di kampus Berkeley yang sekolahnya abal-abal. Bukan Berkeley yang menjadi sekolah para ekonom terkenal. Itupun baru setahun kemudian ia sadari, yaitu saat duitnya habis. Sekolah tidak jelas, uang pun tak ada, ia harus kembali ke Jakarta dan bekerja lagi di rig lepas pantai.
Dua tahun kemudian orang ini kembali ke Berkeley, dan semua orang terkejut
kini ia bersekolah di Business School yang paling bergengsi di Berkeley. Apa kiatnya? "Saya datangi dekannya, dan saya minta diberi kesempatan. Saya katakan, saya akan buktikan saya bisa menyelesaikannya. Tetapi kalau tidak diberi kesempatan bagaimana saya membuktikannya? "Teman-teman nya bercerita, sewaktu ia kembali ke Berkeley semua orang Indonesia bertepuk tangan karena terharu. Anda mau tahu dimana ia berada sekarang? Setelah meraih gelar MBA dari Berkeley dan meniti karir nya sebagai eksekutif, kini orang hebat ini menjadi pengusaha dalam bidang energy yang ramah lingkungan, besar dan inovatif. Saya juga bisa bercerita banyak tentang dosen-dosen tertentu yang pintarnya sama seperti Anda, tetapi mereka tidak hanya pintar bicara melainkan juga berbuat, menjalankan apa yang dipikirkan dan sebaliknya. Maka jangan percaya kalau ada yang bilang sukses itu bisa dicapai melalui sekolah atau  sebaliknya. Sukses itu bisa dimulai dari mana saja, dari atas oke, dari bawah juga tidak masalah. Yang penting jangan berhenti hanya 5 senti, atau 50 senti. Seperti otak orang tua yang harus di latih, fisik anak-anak muda juga harus di sekolahkan. Dan sekolahnya bukan di atas bangku, tetapi ada di alam semesta, berteman debu dan lumpur, berhujan dan berpanas-panas, jatuh dan bangun.


* Rhenald Kasali, Guru Besar Universitas Indonesia
 
DWK
--
*Saiful Mahdi*

Selasa, 07 Februari 2012

Add caption

Add caption





Rabu, 01 Februari 2012

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?
Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?
Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya