Aku lahir dari keluarga yang sederhana , ayahku sebagai Guru di Madrasah Ibtidayah Negeri dan Ibuku hanya
seorang pencari ridha dari ayahku. Aku termasuk salah satu keluarga besar yang
memiliki tujuh bersaudara tiga laki-laki dan empat perempuan. Aku adalah
anak Bungsu atau terakhir biasa orang mengatakan anak yang bodoh (ngeut ujong) kalau
bahasa aceh ‘hehe’. saat kecil Aku tidak punya
kawan cowok karena tetanggaku rata-rata anaknya cewek semua. kalaupun ikut bermain aku
harus berjalan kaki sejauh 3 (tiga) kilometer dari rumah. Saat usia masih empat
tahun aku mulai ke sekolah dasar di kampung ku, sekolah saat karena ikut
tetangga ku yang setiap hari berangkat kesekolah dengan kawan-kawannya. Ayahku
mendaftarkan aku disekolah karena melihat aku yakin pergi namun ditolak oleh kepala sekolah dengan alasan usia masih sangat kecil. Walaupun mereka tidak menerima aku disekolah tersebut tidak patah semangat aku dan tetap bersikeras bersekolah setiap pagi bersama tetangga aku meskipun tidak mempunyai seragam sekolah. Usia yang begitu muda namun aku tidak kalah saing dengan mereka yang diterima disekolah karena aku sudah bisa menghitung sampai dengan seratus dan menghafal
perkalian tiga. Sesudah tiga bulan sekolah akupun dipertimbangkan disekolah
tersebut karena sudah bisa seperti siswa lainnya dan akhirnya aku diterima
seperti mereka. Hari demi hari aku sibuk sekolah dan bermain bersama-sama serta
mendapatkan banyak kawan baru. Tahun 1998 aku
selesai dari sekolah dasar dan memiliki Ijazah dengan predikat sangat bagus.
Setelah
selesai sekolah dasar aku melanjutkan di
Madrasah Tsanawiyah Kutablang, dulu keluargaku tidak mengizinkan aku sekolah di
SMP karena pada waktu itu masih menggunakan seragam celana
pendek jadi aku disuruh ke Madrasah Tsanawiyah. Tiga tahun mendalami ilmu di
Madrasah Tsanawiyah dan lulus pada tahun 2001. Setelah selesai Madrasah aku
menganggur satu tahun, dengan alasan aku masih kecil. Di tahun 2002 aku mulai
mendaftar disekolah STM Negeri 1 Jeumpa yang sekarang menjadi SMK Negeri 1
Bireuen Jurusan Teknik mesin Otomotif. Disini aku sekolah bukan karena pilihan orang
tua, melainkan keinginan aku sendiri dengan alasan jika bisa sekolah disini berarti bisa bekarya atau pun bisa
menciptakan hal-hal yang baru. Saat awal sekolah aku mempunyai semangat bisa
menciptakan sebuah penemuan baru, karena melihat kondisi abang aku yang pertama tidak sekolah di SMK namun bisa merakit sendiri Pemancar Radio walaupun
saat itu dicap illegal sama polisi. Ternyata setelah menjalani disekolah
tersebut tidak sesuai harapan aku dan menyelesaikan study tahun 2005.
Selesai sekolah tersebut aku juga ikut menganggur karena
sedikit males untuk melanjutkan kuliah, namun ditahun 2006 aku sadar entah mendapatkan
hikmah untuk melanjutkan studi di universitas atau perkuliahan. Tahun itulah Aku
meninggalkan perkerjaan bongkar muat barang dan kupas kelapa (Sundak U) dalam bahasa aceh, dari kampung
halaman menuju kota banda aceh untuk mengkuti seleksi (CAMA) Calon Mahasiswa Baru. Aku
mendaftarkan diri di perguruan tinggi Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry yang sekarang
berubah nama UIN Ar-Raniry. Saat pengumuman kelulusan di Unsyiah buatku menjadi sebuah kata wassalam karena tidak lulus, jadi aku hanya bisa menunggu hasil tes yang terakhir di IAIN Ar-Raniry dan ternyata
aku lulus. dan disanalah aku mengemban ilmu pendidikan Kimia di Fakultas Tarbiyah selama kurang lebih enam tahun setengah atau (13) tiga belas
semester. Aku wisuda awal Februari tahun 2013 dan bangga telah melewati
cobaan tugas kampus. selesai kuliah Srata satu (S1) aku tidak mempunyai perkerjaan tetap yang ada hanya melanglang
buana dari warung kopi ke warung kopi sampai sekarang ini. Ditahun ini saya mecoba mengadu nasib untuk
melanjutkan study di Pasca Sarjana
Unsyiah. Hal ini juga sangat aneh karena aku mengambil Jurusan Managemen Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Terpadu (MPSPT) yang bertolak belakang saat aku masih sarjana. di Pasca Sarjana juga belum sesuai harapan karena pengumuman kelulusan telah ditetapkan pada tanggal 30
Juli 2015 entah ini akan lulus, mudah-mudahan lulus. Aminn. Nah dari sedikit
cerita diatas mengenai pendidikan yang sudah aku jalani sampai mendapatkan gelar membuat
aku tertawa bahkan setengah gila, pendidikan aku macam gule rampo (sayur mayur). Semenjak sekolah dasar
sampai sarjana sudah tidak sejalur, kan anehnya aku ini. Mungkinkah aku ini orang yang sangat aneh? Kata itulah yang sering muncul dalam benak kecilku. Aku merasa berbeda dengan orang lain. Berbeda dari segala hal kadang aku juga bertanya dalam hati, "Apa aku orang stress ya?
walau tidak linier
aku tetap semangat dan menginginkan kuliah di Pengelolaan Pesisir Terpadu karena aku lahir dan besar di daerah Mayoritas Masyarakat Pesisir. Banyak
kaumku belum tersentuh bahkan Potensi Pesisir begitu besar namun masyarakat
pesisir belum dapat menikamatinya.
Sekian dulu interes saya……..