Senin, 27 Desember 2010




Racana Iskandar Muda Putro Phang A.331 A.332 IAIN Ar-Raniry Aceh,

Mantan Ketua Racana A.331
Abdillah, Rizki Multazam, Ady Chandra, Murdani,

Mantan Ketua Racana A.332

Hajrah Pinem, Ina Nisrina, Cut Aina Khaulah...

Kamis, 23 Desember 2010

1. Jelaskan pengertian dari profesi !

Jawaban :
profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut, profesi juga memerlukan keterampilan melalui ilmu pengetahuan yang mendalam, ada jenjang pendidikan khusus yang mesti dilalui sebagai sebuah persyaratan.

2. apakah Persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu profesi ?

Jawaban:
a. Menuntut adanya keterampilan yang didasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
b. Menemukan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan.
e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
f. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
g. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti guru dengan muridnya.
h. Diakui oleh masyarakat, karena memang jasanya perlu dimasyarakatkan.

3.apakahCiri-ciri atau karakteristik suatu profesi

Jawaban:
a. Profesi itu memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat.
b. Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang akuntabel/dapat dipertanggung jawabkan.
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu.
d. Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota berserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perseorangan atau kelompok memperoleh imbalan finansial atau material.

4. coba anda jelaskan, apa yang dimaksud dengan kode etik!

Jawaban:
kode etik yaitu norma dan asas yang disepakati dan diterima guru-guru di Indonesia sebagai pedoman dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga negara.

5. apakah kegiatan pengenbangan profesi?

Jawaban:
Kegiatan pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka penerapa dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya maupun lingkup sekolah pada khususnya.

6. untuk meningkatkan mutu guru agar guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas pada bidang pengembangan profesi, maka kegiatan apa yang harus dilakukan?

Jawaban:
a. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan.
b. Membuat alat pelajaran/alat peraga/alat bimbingan.
c. Menciptakan karya seni.
d. Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan.
e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

7. coba sebutkan aspek-aspek Kompetensi Profesi Guru berdasarkan Pada UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 !

Jawaban:
a. Kompetensi pedagogik.
b. Kompetensi profesional.
c. Kompetensi pribadi.
d. Kompetensi sosial.

8. sebutkan komponen kompetensi yang harus dimiliki guru !

Jawaban:
Adapun komponennya yaitu Kompetensi pedagogic,Kompetensi professional,Kompetensi Pribadi, danKompetensi Sosial

9. sebutkan kompetensi yang mencakup pedagogic!

Jawaban:
a. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran.
b. Kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar.
c. Kompetensi melaksanakan penilaian proses belajar mengajar.

9. apa sajakah peran guru dalam sistem pembelajaran?

Jawaban:
Adapun peran guru dalam sistem pembelajaran yaitu sebagai instructor, konselor, pemimpin,ilmuan, komunikator, dan kontruktor

10. Apakah Prinsip dasar yang harus diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar?

Jawaban:
1. Tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar
2. Mengukur sampai yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran.
3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
4. Di desain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5. Tes yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan se-realible mungkin sehingga mudah di interpretasikan dengan baik.
6. Di gunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mangajar guru.

11. Apakah organisasi profesi guru?

Jawaban:
Organisasi profesi guru adalah PGRI yaitu perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan di urus oleh guru sebagai wadah untuk mengembangkan profesionalisme, memperjuangkan perlindungan hukum, dan perlindungan keselamatan kerja serta menghimpun dan menyalurkan spirasi anggotanya.

12. Apakah peran dari PGRI ?

Jawaban:
PGRI mempunyai peranan strategi dalam reformasi pendidikan nasional kepada anggotanya PGRI berperan dan bertanggung jawab serta memperjuangkan dalam upaya mewujudkan serta melindungi hak-hak asasi dan martabat guru khususnya dalam aspek profesinya dan kesejahteraannya.

13. sebutkan kompetensi yang termasuk ke dalam kompetensi sosial yang harus dimiliki guru!

Jawaban:
a. Guru mampu mengelola program belajar mengajar.
b. Kemampuan mengelola kelas.
c. Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran.
d. Guru menguasai landasan-landasan kependidikan.
e. Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar.
f. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa.
g. Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
h. Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah.
i. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian dan mampu menafsirkan hal-hal penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran.

14. sebutkan kompetensi yang termasuk ke dalam kompetensi pribadi yang harus dimiliki guru!

Jawaban:
a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh guru.
c. Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya menjadikan dirinya sebagai panutan da teladan bagi para siswanya.

15. sebutkan pengertian guru !

Jawaban
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal dan sistematis.

16. salah satu peran guru dalamsistem pembelajaran yaitu as leader. Coba anda jelaskan !

Jawaban:
Guru mengadakan superisi atas keiatan balajar murid, mengadakan menajemen kelas, mengadakan manajemen balajar sebaik-baiknya, mengatur disiplin kelas secara demoktaris.

17. salah satu peran guru dalamsistem pembelajaran yaitu As comunicatorr. Coba anda jelaskan !

Jawaban:
Guru berperan as cominocator maksudnya ialah sebagai pelaksana menghubungkan sekolah dan masyarakat.

18. bagaimanakah strategi yang dituntut dari seorang guru untuk merencanakan strategi pembelajaran

Jawaban:
Guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsif membelajarkan dan memberdayakan siswa bukan mengajar siswa.

19. jelaskan pengertian administrasi pendidikan !

Jawaban
Administrasi pendidikan ialah kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.

20. apa Fungsi Administrasi Pendidikan? Coba anda jelaskan !

Jawaban:
Pada dasarnya kegiatan administrasi pendidikan di maksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu
.Bulan muharam adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah. Bulan ini termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci), sebagai mana yang difirmankan oleh Allah:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram”. (At-Taubah: 36).
Semua ahli tafsir sepakat bahwa empat bulan yang tersebut dalam ayat di atas adalah Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab.
Ketika haji wada’ Rasulallah bersabda:
Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab”. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).
Dalam hadist di atas Nabi SAW hanya menyebut nama empat bulan, dan ini bukan berarti selain dari nama bulan yang disebut di atas tidak suci, karena bulan Ramadhan tidak disebutkan dalam hadist diatas. Dan kita semua tahu bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kesucian, ada Lailatul Qadar, juga dinamakan dengan bulan rahmat, maghfirah dan pembebasan dari api neraka.
Ibnu Rajab al-Hambali ( 736 – 795 H ) mengatakan, Muharam disebut dengan syahrullah (bulan Allah) karena memiliki dua hikmah. Pertama, untuk menunjukkan keutamaan dan kemuliaan bulan Muharam. Kedua, untuk menunjukkan otoritas Allah SWT dalam mensucikankan bulan Muharam.
Bulan Muharram mempunyai karakteristik tersendiri, dan diantara karakteristik bulan Muharram adalah:
Karakteristik Pertama:Semangat Hijrah
Setiap memasuki tahun baru Islam, kita hendaknya memiliki semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini secara lebih baik. Kita seharus merenung kembali hikmah yang terkandung di balik peristiwa hijrah yang dijadikan momentum awal perhitungan Tahun Hijriyah.
Tahun hijriyah mulai diberlakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sistem penanggalan Islam itu tidak mengambil nama ‘Tahun Muhammad’ atau ‘Tahun Umar’. Artinya, tidak mengandung unsur pemujaan seseorang atau penonjolan personifikasi, tidak seperti sistem penanggalan Tahun Masehi yang diambil dari gelar Nabi Isa, Al-Masih (Arab) atau Messiah (Ibrani).
Tidak juga seperti sistem penanggalan Bangsa Jepang, Tahun Samura, yang mengandung unsur pemujaan terhadap Amaterasu O Mi Kami (dewa matahari) yang diproklamasikan berlakunya untuk mengabadikan kaisar pertama yang
dianggap keturunan Dewa Matahari, yakni Jimmu Tenno (naik tahta tanggal 11 pebruari 660 M yang dijadikan awal perhitungan Tahun Samura) Atau penangalan Tahun Saka bagi suku Jawa yang berasal dari Raja Aji Saka.
Penetapan nama Tahun Hijriyah (al-Sanah al-Hijriyah) merupakan kebijaksanaan Khalifah Umar. Seandainya ia berambisi untuk mengabadikan namanya dengan menamakan penanggalan itu dengan Tahun Umar sangatlah mudah
baginya melakukan itu. Umar tidak mementingkan keharuman namanya atau membanggakan dirinya sebagai pencetus ide sistem penanggalaan Islam itu.
Ia malah menjadikan penanggalan itu sebagai zaman baru pengembangan Islam, karena penanggalan itu mengandung makna spiritual dan nilai historis yang amat tinggi harganya bagi agama dan umat Islam. Selain Umar, orang yang
berjasa dalam penanggalan Tahun Hijriyah adalah Ali bin Abi Thalib. Beliaulah yang mencetuskan pemikiran agar penanggalan Islam dimulai penghitungannya dari peristiwa hijrah, saat umat Islam meninggalkan Makkah menuju Yatsrib (Madinah).
Dalam sejarah hijrah nabi dari Makkah ke madinah terlihat jalinan ukhuwah kaum Ansor dan Muhajirin yang melahirkan integrasi umat Islam yang sangat kokoh. Kaum Muhajirin-Anshar membuktikan, ukhuwah Islamiyah bisa membawa umat Islam jaya dan disegani. Bisa dimengerti, jika umat Islam dewasa ini tidak disegani musuh-musuhnya, menjadi umat yang tertindas, serta menjadi bahan permainan umat lain, antara lain akibat jalinan ukhuwah Islamiyah yang tidak seerat kaum Mujahirin-Anshar.
Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan diamalkan oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari hingga tahun demi tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang lebih baik. Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Hadis Rasulullah yang sangat populer menyatakan, ”Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung”.
Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.” Oleh karena itu, sesuai dengan firman Allah:
”Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat) dan bertakwalah, sesungguhnya Allah maha tahu dengan apa yang kamu perbuatkan”. (QS. Al-Hasyar: 18).
Karakteristik Kedua:Disunnahkan berpuasa
Pada zaman Rasulullah, orang Yahudi juga mengerjakan puasa pada hari ‘asyuura. Mereka mewarisi hal itu dari Nabi Musa AS.
Dari Ibnu Abbas RA, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa.
Rasulullah SAW bertanya, “Hari apa ini?
Mengapa kalian berpuasa?” Mereka menjawab, “Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun berpuasa. “Rasulullah SAW bersabda, “Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian.” (HR. Abu Daud).
Puasa Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan.
Rasululllah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah RA, Rasululllah SAW bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa dibulan muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’ ).
Puasa pada bulan Muharam yang sangat dianjurkan adalah pada hari yang kesepuluh, yaitu yang lebih dikenal dengan istilah ‘asyuura.
Aisyah RA pernah ditanya tentang puasa ‘asyuura, ia menjawab, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada hari kesepuluh Muharam.” (HR Muslim).
Dalam hadits lain Nabi juga menjelaskan bahwa puasa pada hari ‘asyura (10 Muharram) bisa menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.
Dari Abu Qatadah RA, Rasululllah SAW ditanya tentang puasa hari ‘asyura, beliau bersabda: ”Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat” (HR. Muslim).
Disamping itu disunnahkan untuk berpuasa sehari sebelum ‘Asyura yaitu puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram, sebagaimana sabda Nabi SAW yang termasuk dalam golongan sunnah hammiyah (sunnah yang berupa keinginan/cita2 Nabi tetapi beliau sendiri belum sempat melakukannya):
Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa ‘asyuura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata,
“Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah saw. bersabda, “Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam.” Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah
wafat. (HR Muslim, Abu Daud).
Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam.
Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Puasalah pada hari ‘asyuura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum ‘asyuura dan sehari sesudahnya.” (HR Ahmad).
Ibnu Sirrin berkata: melaksanakan hal ini dengan alasan kehati-hatian. Karena, boleh jadi manusia salah dalam menetapkan masuknya satu Muharam. Boleh jadi yang kita kira tanggal sembilan, namun sebenarnya sudah tanggal sepuluh. (Majmuu’ Syarhul Muhadzdzab VI/406) .
Mudah-mudahan dengan masuknya awal tahun baru hijriyah ini, kita bisa merancang hidup kita kedepan agar lebih baik dan bermanfaat bagi umat manusia, yakni mengubah perilaku buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.


Sumber : pesantrenvirtual.com
DATA UMUM
Nama Lengkap : Murdani
Nama Panggilan : Dani
Tempat/Tgl. Lahir : Cot Mane, 5 Februari 1988
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Medan - Banda Aceh Desa Pulo Awe, Kecamatan Kuta Blang Kabupaten
Bireuen
Alamat E-mail : cekdani@gmail.com
Alamat Web : http://situk.blogspot.com
Telp/ HP : 085277605154


RIWAYAT PENDIDIKAN KETERANGAN
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri Cot Baroh (1993-1999) Tamat
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Kuta Blang (1999-2002) Tamat
3. Sekolah Tehnik Menengah (STM) Negeri 1 Bireuen (2002-2005) Tamat


TRAINING/PENDIDIKAN KHUSUS
1. Badan Eksekutif Mahasiswa Tarbiyah IAIN Ar-Raniry
2. Unit Kegiatan Khusus (UKK) Pramuka IAIN Ar-Raniry
3. Training Promosi Demokrasi Partisipatif Dan Kesejahteraan
4. Seminar Nasional Kepramukaan Oleh Kwartir Nasional
5. Pelatihan Sehari Pertolongan Pertama & Kesiagaan
6. Pelatihan Pramuka Peduli Lingkungan Hidup
7. Penyuluhan Narkoba Dan HIV/Aids
8. Penyuluhan Kesadaran Konsumen Bagi Masyarakat Ekonomi Lemah
9. Bakti Sosial Mahasiswa IAIN Ar-Raniry di 13 Kabupaten Se-Aceh
10. Pelatihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Bagi Mahasiswa Program S1
11. Lomba Panjat Dinding Nasional
12. Star-Up Workshop Of IDB Project for IAIN Ar-Raniry
13. Penyuluhan Pembinaan Potensi Minat Dirgantara (Aero Modeling)
14. Seminar Nasional Efek Krisis Ekonomi Global
15. Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional
16. Perkemahan Wirakarya Nasional (PW PTAI)

RIWAYAT PEKERJAAN
1. Bengkel Makmur Motor


Demikian Curicullum Vitae ini dibuat dengan sebenarnya


Banda Aceh, 28 Juni 2010


Murdani
SURAT PERJANJIAN KERJA


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ……………
Pekerjaan : ………………………...
Alamat : ………

Yang selanjudnya pihak ke I (Pertama)

Nama : …………….
Pekerjaan : ………………
Alamat : ……………….

Yang selanjudnya disebut pihak ke II (kedua)

Pihak I (pertama) telah memberikan pekerjaan kepada pihak ke II (dua) yaitu :
1. Memasang batu gunung di Simpang Ilie, Ulee Kareng Banda Aceh
2. Dengan harga perkubit Rp. 105,000,00,- (seratus lima ribu rupiah).
3. Pihak I (pertama) akan membayar kepada pihak Ke II (dua) 20 hari sekali sesuai volume pekerjaannya
4. Apa bila pihak I (pertama) tidak sanggup membayarnya dalam hitungan 20 hari sekali, maka pihak I (pertama) memberikan jaminannya kapada pihak Ke II (dua), yaitu tanah dan rumah yang berada di Ajuen.

Demikian perjanjian ini diperbuat dengan penuh rasa kesadaran, dan tanpa adanya paksaan dari kedua belah pihak.


Banda Aceh, ………….2010

Pihak Ke II (dua) Ke I (pertama)



…………. …………………..
Orientasi yang dimaksud di sini ialah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”. Misalnya, seseorang yang berorientasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan menitikbertakan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang diadakan dengan orang lain; sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai lapangan tempat dilangsungkannya ibadah menurut ajaran agama(Prayitno dan Amti, 2004: 234).
Adapun hal yang menjadi titik berat pandangan atau pusat perhatian konselor atau guru pembimbing terhadap kliennya, itulah orientasi bimbingan dan konseling yang menjadi pokok pembicaraan pada makalah ini.
Mengingat keadaan peserta didik yang nampaknya memiliki cukup banyak masalah, kiranya perlu adanya orientasi baru bimbingan dan konseling yang bersifat pengembangan atau developmental dan pencegahan atau preventif. Dalam hal ini, Sofyan. S. Willis (2004) mengemukakan landasan-landasan filosofis dari orientasi baru bimbingan dan konseling, yaitu:

1.Pedagogis
Ini berarti menciptakan kondisi sekolah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik dengan memperhatikan perbedaan individual diantara peserta didik. Landasan pedagogis mengemukakan bahwa bimbingan merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk memberikan bantuan (pemecahan-pemecahan masalah) motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

2. Potensial
Ini berarti setiap peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk dikembangkan, sedangkan kelemahannya secara berangsur-angsur akan diatasinya sendiri.

3. Humanistik-religius
Ini berarti pendekatan terhadap peserta didik haruslah manusiawi dengan landasan ketuhanan. peserta didik sebagai manusia dianggap sanggup mengembangkan diri dan potensinya.

4. Profesional
Ini berarti proses bimbingan dan konseling harus dilakukan secara profesional atas dasar filosofis, teoritis, yang berpengetahuan dan berketerampilan berbagi teknik bimbingan dan konseling.

Dengan adanya orientasi baru ini, bukan berarti upaya-upaya bimbingan dan konseling yang bersifat klinis ditiadakan, tetapi upaya pemberian layanan bimbingan dan konseling lebih dikedepankan dan diutamakan yang bersifat pengembangan dan pencegahan. Dengan demikian, kehadiran bimbingan dan konseling di sekolah akan lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh peserta didik, tidak hanya bagi peserta didik yang bermasalah saja. (sarkomkar.blogspot.com)
Layanan bimbingan dan konseling perlu memiliki orientasi tertentu. Menurut Humphreys dan Traxler(1954) sikap dasar pekerjaan bimbingan itu ialah bahwa individual merupakan suatu hal yang sangat penting.
Dalam kurikulum 1975 tentang Pedoman bimbingan dan Penyuluhan Buku III C(1976:5) dinyatakan bahwa:
Bimbingan di SMA merupakan bantuan khusus yang diberikan kepada siswa SMA dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkiann dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bertindak, serta bersikap sesuatu dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Pengertian di atas menekankan bahwa layangan bimbingan hendaknya berfokuskan/berorientasikan pada perkembangan individu. Dari segi lain, Prayitno(1982) menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling harus berpusat/berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan istilah lain disebutkan asas kekinian. Ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling harus berorientasikan pada masalah-masalah yang dihadapi oleh klien pada saat ia berkonsultasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas Soetjipto dan Kosasi dalam bukunya Profesi Keguruan (2007) menyimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling hendaknya menekankan pada orientasi individual, perkembangan dan masalah. Senada dengan hal ini, Prayitno dan Amti dalam bukunya Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling(2004) orientasi bimbingan dan konseling ada tiga yaitu orientasi perseorangan, perkembangan, dan permasalahan. Berikut diuraikan ketiga orientasi tersebut.

1. Orientasi Perseorangan
Misalnya seorang konselor memasuki sebuah kelas; di dalam kelas itu ada sejumlah orang siswa. Apakah yang menjadi titik berat pandangan berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu siswa-siswa yang hendaknya memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Semua siswa itu secara keseluruhan ataukah masing-masing siswa seorang demi seorang? “Orientasi perseorangan” bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor menitik beratkan pandangan pada siswa secara individual. Satu per satu siswa perlu mendapat perhatian. Pemahaman konselor yang baik terhadap keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam kelas itu penting juga, tetapi arah pelayanan dan kegiatan bimbingan ditunjukkan kepada masing-masing siswa. Kondisi keseluruhan(kelompok) siswa itu merupakan konfigurasi (bentuk keseluruhan) yang dampak positif dan negatifnya terhadap siswa secara individual harus diperhitungkan.
Berkenaan dengan isu”kelompok” dan “individu”,konselor memilih individu sebagai titk berat pandangannya. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Dengan kata lain, kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan individu, dan bukan sebaliknya.
Pemusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok; dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik yang wajar antarindividu dan kelompoknya. Kepentingan kelompok dalam arti misalnya keharuman nama dan citra kelompok, kesetiaan kepada kelompok, kesejahteraan kelompok, dan lain-lain, tidak akan terganggu oleh pemusatan pada kepentingan dan kebahagiaan individu yang menjadi anggota kelompok itu. Kepentingan kelompok justru dikembangkan dan ditingkatkan melalui terpenuhinya kepentingan dan tercapainya kebahagiaan individu. Apabila secara individual para anggota kelompok itu dapat terpenuhi kepentingannya dan merasa bahagia dapat diharapkan kepentingan kelompok pun akan terpenuhi pula. Lebih-lebih lagi, pelayanan bimbingan dan konseling yang berorientasikan individu itu sama sekali tidak boleh menyimpang ataupun bertentangan dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam kelompok sepanjang nilai-nilai itu sesuai dengan norma-norma umum yang berlaku. (Prayitno dan Amti, 2004:234-235)
Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling dapat dicatat sebagai berikut:
a. Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
b. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhan, motivasi-motivasinya, dan kemampuan-kemampuan potensialnya, yang semuanya unik, serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi, dan potensinya itu kea rah pengembangannya yang optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungan.
c. Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individual(Rogers, dalam McDaniel, 1956).
d. Adalah menjadi tanggungjawab konselor untuk memahami minat, kemampuan, dan persaan klien serta untuk menyesuaikan program-program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin. Dalam hal itu, penyelenggaraan program yang sistematis untuk mempelajarai individu merupakan dasar yang tak terelakkan bagi berfungsinya program bimbingan(McDaniel, 1956).
Kaidah-kaidah tersebut akan diturunkan sampai dengan penerapannya dalam berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
Soetjipto dan Kosasi (2007: 80) menambahkan bahwa pada hakikatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama lain. Perbedaan itu bersumber pada latar belakang pengalamannya, pendidikan, dan sifat-sifat kepribadian yang dimiliki dan sebagainya. Menurut Willerman(1979) anak kembar satu telur pun juga mempunyai perbedaan, apalagi kalau dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda. Ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan dapat memberika andil terjadinya perbedaan individu. Tylor(1956) juga menyatakan bahwa kelas social keluarga dapat menimbulkan terjadinya perbedaan individu.
Perbedaan latar belakang kehidupan individu ini dapat mempengaruhinya dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara menganalisis data. Dalam layanan dan bimbingan konseling ini harus menjadi perharian besar. Inilah yang dimaksud dg orientasi individual.


2. Orientasi Perkembangan

Salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah fungsi tersebut adalah pemeliharaan dan pengembangan. Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
Perkembangan sendiri dapat diartika sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu(berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju ke tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik(jasmaniah) maupun psikis(rohaniah). (Yusuf, 2009: 15)
Menurut Myrick(dalam Mayers, 1992) perkembangan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang menjadi inti dari pelayanan bimbingan. Sejak tahun 1950-an penekanan pada perkembangan dalam bimbingan dan konseling sejalan dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan yang dicetuskan oleh Havighurst(Hansen, dkk.,1976). Dalam hal itu, peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju kematangan dalam perkembangannya.
Ivey dan Rigazio(dalam Mayers, 1992) menekankan bahwa orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan konsep inti dan terpadukan, serta menjadi tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling. Selanjutnya ditegaskan bahwa, praktek bimbingan dan konseling tidak lain adalah memberikan kemudahan yang berlangsung perkembangan yang berkelanjutan. Permasalahan yang dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai terhalangnya perkembangan, dan hal itu semua mendorong konselor dan klien bekerjasama untuk menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya perkembangan klien.
Secara khusus, Thompson&Rudolph(1983) melihat perkembangan individu dari sudut perkembangan kognisi. Dalam perkembangannya, anak-anak berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk:
a) Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat kemungkinan laindi luar apa yang dipahaminya,
b) Hambatan konsentrasi, yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada lebih dari satu aspek tentang sesuatu hal,
c) Hambatan reversibilitas, yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur yang dipahami semula,
d) Hambatan transformasi, ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada susunan urutan yang ditetapkan.
Thompson & Rudolph menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan itu.
Masing-masing individu berada pada usia perkembangan. Dalam setiap tahap usia perkembangan, individu hendaknya mampu mewujudkan tugas perkembangan tersebut. Setiap tahap atau periode perkembangan mempunyai tugas-tugas perkembangan sendiri-sendiri yang sudah harus dicapai pada akhir tahap perkembanganya itu. Pencapaian tugas perkembangan di suatu tahap perkembangan akan mempengaruhi perkembangan berikutnya(Ratna Asmara Pane, 1988). Tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa keberhasilan; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya(Yusuf, 2009:65). Sebagai contoh dapat dikemukakan tugas perkembangan pada masa remaja menurut Havighurst yang dikutip oleh Hurlock(1980) antara lain:
a) Mampu mengadakan hubungan-hubungna baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan.
b) Dapat berperan sosial yang sesuai.
c) Menerima keadaan fisik serta dapat memanfaatkan kondisi fisiknya dengan baik.
d) Mampu menerima tanggungjawab social dan bertingkah laku sesuai denga tanggung jawab social.
e) Tidak tergantung secara emosional pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
Selanjutnya, menurut Willian Kay mengemukakan tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut:
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figure-figur yang mempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat self-control(kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.
g. Mampu meninggalkan reaksi da n penyesuaian diri(sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
Tugas-tugas perkembangan masa remaja menuntut adanya perubahan sikap dan pola tingkah laku yang berbeda dengan sikap dan pola tingkah laku pada masa kanak-kanak. (Soetjipto dan Kosasi, 2007: 80-82)
Masa remaja(adolenscence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub-sub masa perkembangan sebagai berikut:
1. Subperkembangan prepuber(± 2 tahun sebelum masa puber)
2. Subperkembangan puber(± 2,5 tahun-3 tahun)
3. Subperkembangan postpuber yakni perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berlangsung pada bagian orang tertentu.Saat ini mulai menampakkan cirri kedewasaan.
Masa perkembangan remaja yang panjang(wanita 12-21 dan pria 13-22) sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja tetapi bagi orangtua, guru, dan masyarakat sekitar. Individu remaja sedang berada di persimpangan jalan antara dunia anak-anak dan dunia dewasa. Sebab dengan ini, hamper dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalami atauu yang sedang dalam keadaan transisi dari satu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan gejolak, goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat sangat buruk bahkan fatal. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya meliputi pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan masa dewasa.(Syah,2004:51)
Menurut Syamsu Yusuf LN dalam bukunya”Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”(2009:75), keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangan ini mengantarkannya ke dalam suatu kondisi penyesuaian social baik dalam keseluruhan hidupnya. Namun, apabila gagal, maka ia akan mengalami ketidakbahagiaan atau kesulitan dalam kehidupannya di masa dewasa, seperti ketidakbahagiaan dalam pernikahan, kurang mampu bergaul dengan orang lain, bersifat kekanak-kanakan dan melakukan dominasi sewenag-wenang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Andi Mapiare dalam buku Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah(1984:43-44) bahwa memasuki masa pubertas dan remaja awal, semakin banyak tuntutan masyarakat terhadap anak. Konflik-konflik yang terjadi yang terjadi dalam cirri-ciri keremajaannya, akan ditambah lagi dengan konflik-konflik yang timbul dari tuntutan pencapaian dan penyesuaian tugas-tugas perkembangan. Bimbingan perlu dalam periode awal masa ini khusus dalam membantu individu mengadakan penyesuaian terhadap perubahan fisik yang terjadi ceoat dan menimbulkan kegoncangan emosional; juga guna pemahaman diri dan menemukan diri sebagai pria atau wanita sehingga dapat berperan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Pencapaian atau perwujudan tugas-tugas perkembangan setiap tahap atau periode merupakan salah satu tolak ukur dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi klien. Penyimpangan tingkah laku dan pola pikir diketahui dari pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
Bertolak dari pemahaman tentang perkembangan klien ini, konselor dapat segera mendiagnosis sumber timbulnya permasalahan klien. Dengan demikian pemberian layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung efektif dan efisien.






3. Orientasi Permasalahan

Ada yang mengatakan bahwa hidup dan berkembang itu mengandung risiko. Perjalanan kehidupan dan proses perkembangan sering kali ternyata tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan rintangan. Padahal tujuan umum bimbingan dan konseling, sejalan dengan tujuan hidup dan perkembangan itu sendiri, ialah kebahagiaan. Hambatan dan rintangan dalam perjalanan hidup dan perkembangan pastilah akan mengganggu tercapainya kebahagiaan itu. Agar tujuan hidup dan perkembangan, yang sebagiannya adalah tujuan bimbingan dan konseling, itu dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, maka risiko yang mungkin menimpa kehidupan dan perkembangan itu harus selalu diwaspadai. Kewaspadaan terhadap timbulnya hambatan dan rintangan itulah yang melahirkan konsep orientasi masalah dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang telah dibicarakan, orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut dengan fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami maslaah dapat terentaskan masalahnya. Melalui fungsi pencegahan, layanan dan bimbingan konseling dimaksudkan mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari bernagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangannya. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan program bimbungan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat perkembangan siswa kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial, dan sebagainya dapat dihindari. Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini adalah layanan orientasi dan layanan kegiatan kelompok.
Fungsi-fungsi lain, yaitu fungsi pemahaman, dan fungsi pemeliharaan/pengembangan pada dasarnya juga bersangkut-paut dengan permasalahan pada diri klien. Fungsi pemahaman memungkinkan individu memahami berbagai informasi dan aspek lingkungan yang dapat berguna untuk mencegah timbulnya masalah pada diri klien, dan dapat pula bermanfaat di dalam upaya pengentasan masalah yang telah terjadi. Demikian pula fungsi pemeliharaan dapat mengarah pada tercegahkan ataupun terentaskannya masalah-masalah tertentu. Fungsi pemeliharaan dimaksudkan untuk memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu(siswa) dan mengusahakannya agar hal-hal tersebut bertambah baik dan berkembang, contohnya adalah kegiatan kelompok belajar dan penjurusan, penempatan siswa pada program-program akademik tertentu serta kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian konsep orientasi masalah terentang seluas daerah beroperasinya funsi-fungsi bimbingan, dan dengan demikian pula menyusupi segenap jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
Jenis masalah yang mungkin diderita oleh individu amat bervariasi. Roos L. Mooney (dalam Prayitno, 1987) mengidentifikasi 330 masalah yang digolongkan ke dalam sebelas kelompok masalah, yaitu kelompok masalah yang berkenaan dengan :
a. perkembangan jasmani dan kesehatan (PJK)
b. keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan (KLP)
c. kegiatan sosial dan reaksi (KSR)
d. hubungan muda-mudi, pacaran, dan perkawinan (HPP)
e. hubungan social kejiwaan (HSK)
f. keadaan pribadi kejiwaan (KPK)
g. moral dan agama (MDA)
h. keadaan rumah dan keluarga (KRK)
i. masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)
j. penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)
k. kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP)
Frekuensi dialaminya masalah-masalah tersebut juga bervariasi. Satu jenis masalah barangkali lebih banyak dialami, sedangakan jenis masalah lain lebih jarana muncul. Frekuensi munculnya masalah-masalah itu diwarnai oleh berbagai kondisi lingkungan
Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien. Hal ini disebut dengan asas kekinian(Prayitno, 1985). Artinya pembahasan masalah difokuskan pada masalah yang saat ini(saat berkonsultasi) dirasakan oleh klien. Kadang-kadang konselor terperangkap dalam hal-hal lain yang sebenarnya tidak dirasakan sebagai masalah oleh klien yang bersangkutan. Akibatnya, masalah yang sebenarnya justru tidak teratasi atau bahkan timbul masalah baru. Konselor dapat saja membahas hal-hal lain asal masih ada kaitannya dg masalah yang dihadapi klien.
Lebih jauh lagi mengenai asas kekinian yang berhubungan erat dengan orientasi ini berarti asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan perserta didik(klien) dalam kondisi sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau masa lampau pun dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang dapat diperbuat sekarang. (Satori,dkk.2007:49)
Bilamana klien menyampaikan informasi atau berbicara tentang masalah yang tidak ada kaitannya dengan kesulitan yang sedang dikonsultasikan, maka konselor harus membawanya kembali kepada masalah yang sedang dihadapi. Jangan sampai konselor hanyut dalam pembicaraan. Olehkarena itu, konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang dituju untuk memcahkan masalah klien. (Soetjipto dan Kosasi, 2007: 82)








2.2. Aktualisasi Orientasi Layanan dan Bimbingan Konseling di Sekolah


2.2.1. Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting, baik bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga (keluarga), maupun masyarakat pada umumnya. Uraian di bawah ini membicarakan peranan bimbingan dan konseling pada ruang lingkup sekolah dimana orientasi layanan dan bimbingan tersebut teraktualisasi.
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang khusus.
Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses perkembangannya. Bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
(2) Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaann, serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan, dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan.
(3) Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan konseling.

Kendatipun ketiga bidang tersebut tampaknya terpisah anatra satu dengan yang lain, namun semuanya memiliki arah yang sama, yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal peserta didik. Antara bidang yang satu dengan yang lain terdapat hubungan yang saling isi mengisi. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya, proses belajar mengajar akan dapat berjalan dnegan efektif apabila siswa terbebas dari masalah-masalah yang menggangu proses belajarnya. Pembebasan masalah-masaah siswa itu dilakukan melalaui pelayanan bimbingan dan konseling. Lebih jauh, materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan individualitas siswa. Demikian juga terhadap administrasi dan supervisi, bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang berarti; misalnya dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum, pengembangan program-program belajar, pengambilan kebijakan yang tepat dalam rangka penciptaan iklim sekolah yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Sebaliknya, bidang pengajaran dan administrasi dapat memberikan sumbangan yang besat bagi suksesnya bidang bimbingan dan konseling. Bidang kurikulum dan pengajaran merupakan lahan yang sangat efektif bagi terlaksananya di dalam praktek materi-materi layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan pengajaran yang sehat dan mantap, baik dalam isi maupun suasananya, akan memberikan sumbangan besar bagi pencegahan timbulnya masalah siswa, dan juga merupakan wahana bagi pengetahuan masalah-masalah siswa. Pengajaran perbaikan dan pemberian materi pengayaan merupakan bentuk layanan bimbingan yang diselenggarakan melalui kegiatan pengajaran. Bidang pengelolaan dan administrasi dapat memberikan sumbangan besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling melaui berbagai kebijakan dan pengaturan yang menghasilkan kondisi yang memungkinkan berjalannya layanan itu secara optimal, sehingga segenap fungsi-fungsi dan jenis layaan serta kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan lancar dan mencapai sasaran.
Dalam bidang bimbingan dan konseling tersebut diwujudkanlah segenap fungsi-fungsi bimbingan dan konseling melalui berbagai layanan dan kegiatan. Konselor dengan kemampuan profesionalnya mengisi bidang tersebut sepenuhnya dengan bekerja sama dengan berbagai pihak yang dapat menunjang pencapaian tujuan pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini guru turut serta bekerja sama dengan konselor.

Tanggung Jawab Konselor Sekolah
Tenaga inti (dan ahli) dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konselor menjadi ”pelayan” bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan perkembangan masing-masing peserta didik atau siswa saja (sebagai sasaran utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama-sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat (sesama konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Kepada merreka itulah konselor menjadi ”pelayan” dan tanggung jawab dalam arti yang penuh dengan kehormatan, dedikasi, dan keprofesionalan.)

Tanggung jawab konselor kepada siswa, yaitu bahwa konselor:
(a) memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlukan sebagai individu yang unik;
(b) memperhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa (kebutuhan yang menyangkut pendidikan, jabatan/pekerjaan, pribadi, dan sosial) dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi setiap siswa;
(c) memberi tahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan dan konseling, serta aturan ataupun prosedur yang harus dilalui apabila ia menghendaki bantuan bimbingan dan konseling;
(d) tidak mendesakkan kepada siswa (klien) nilai-nilai tertentu yang sebenarnya dianggap baik oleh konselor saja;
(e) menjaga kerahasiaan data tentang siswa;
(f) memberitahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu yang berbahaya akan terjadi;
(g) menyelenggarakan pengungkapan data secara tepat dan memberi tahu siswa tentang hasil kegiatan itu dengan cara sederhana dan mudah dimengerti,
(h) menyelnggarakan layanan bimbingan dan konseling secraa tepat dan profesional;
(i) melakukan referal kasus secraa tepat.

Tanggung jawab kepada orang tua, yaitu bahwa konselor :
(a) menghormati hak dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dan berusaha sekuat tenaga membangun hubungan yang erat dengan orang tua demi perkembangan siswa;
(b) memberi tahu orang tua tentang peranan konselor dengan asas kerahasiaan yang dijaga secara teguh;
(c) menyediakan untuk orang tua berbagai informasi yang berguna dan menyampaikannya dengan cara yang sebaik-baiknya untuk kepentingan perkembangan siswa;
(d) memperlakukan informasi yang diterima dari oran tua dengan menerapkan asas kerahasiaan dan dengan cara yang sebaik-baiknya;
(e) menyampaikan informasi (tentang siswa dan orang tua) hanya kepada pihak-pihak yang berhak mengetahui informasi tersebut tanpa merugikan siswa dan orang tuanya.

Tanggung jawab kepada sejawat, yaitu bahwa konselor :
(a) memperlakuakn sejawat dengan penuh kehormatan, keadilan, keobjektifan, dan kesetiakawanan;
(b) mengembankan hubungan kerja sama dengan sejawat dan staf administrasi demi terbinanya pelayanan bimbingan da konseling yang maksimum;
(c) membangun kesadaran tentang perlunya asas kerahasiaan, perbedaan antara data umum dan dtaa pribadi, serta pentingnya konsultasi sejawat;
(d) menyediakan informasi yang tepat, objektif, luas, dan berguna bagi sejawat untuk membantu menangani masalah siswa;
(e) membantu proses alih tangan kasus.

Tanggung jawab kepada sekolah dan masyarakat, yaitu bahwa konselor :
(a) mendukung dan melindungi program sekolah terhadap penyimpangan-penyimpangan yang merugikan siswa;
(b) memberitahu pihak-pihak yang bertanggung jawab apabila ada sesuatu yang dapat menghambat atau merusak misi sekolah, personal sekolah, atauun kekayaan sekolah;
(c) mengembangkan dan meningkatkan peranan dan fungsi bimbingan konseling untuk memenuhi kebutuhan segenap unsur-unsur sekolah dan masyarakat;
(d) membantu pengembangan:
- kondisi kurikulum dan lingkungan yang baik untuk kepentingan sekolah dan masyarakat;
- program dan prosedur pendidikan demi pemenuhan kebutuhan siswa dan masyarakat;
- proses evaluasi dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi sekolah pada umumnya (fungsi bimbingan dan konseling, kurikulum dan pengajaran, dan pengelolaan/administrasi)
(e) bekerjasama dengan lembaga, organisasi, dan perorangan baik di sekolah maupun di masyarakat demi pemenuhan kebutuhan siswa, sekolah dan masyarakat, tanpa pamrih

Tanggung jawab kepada diri sendiri, bahwa konselor :
(a) berfungsi (dalam layanan bimbingan dan konseling) secraa profesional dalam batas-batas kemampuannya serta menerima tanggung jawab dan konsekuensi dari pelaksanaan fungsi tersebut;
(b) menyadari kemungkinan pengaruh diri pribadi terhadap pelayanan yang diberikan kepada klien;
(c) memonitor bagaimana diri sendiri berfungsi, dan bagaimana tingkat keefektifan pelayanan serta menahan segala sesuatu kemungkinan merugikan klien;
(d) selalu mewujudkan prakarsa demi peningkatan dan pengembangan pelayanan profesional melalui dipertahankannya kemampuan profesional konselor, dan melalui penemuan-penemuan baru.


Tanggung jawab kepada profesi, yaitu bahwa konselor :
(a) bertindak sedemikian rupa sehingga menguntungkan diri sendiri sebagai konselor dan profesi;
(b) melakukan penelitian dan melaporkan penemuannya sehingga memperkaya khasanah dunia bimbingan dan konseling;
(c) berpartisipasi secraa aktif dalam kegiatan organisasi profesional bimbingan dan konseling baik di tempatnya sendiri, di daerah, amupun dalam lingkungan nasional;
(d) menjalankan dan mempertahankan standar profesi bimbingan dan konseling yang berlaku berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling;
(e) membedakan dengan jelas mana pernyataan bersifat pribadi dan mana pernyataan yang menyangkut profesi bimbingan serta memperhaikan dengan sungguh-sungguh implikasinya terhadap pelayanan bimbingan dan konseling.


Rumusan ruang lingkup bimbingan dapat disusun secara positif dapat pula secara negative. Agaknya menyusun rumusan negative (biasanya dengan pernyataan “tidak” atau “bukan”) lebih mudah dibanding menyusun rumusan positif. Dengan tidak melupakan ini, dicoba dikemukakan ruang lingkup upaya bimbingan sekolah sebagai berikut:
1) Subyek utama yang dilayani oleh bimbingan adalah semua peserta didik sekolah yang bersangkutan dengan ridak ada pengecualian. Peserta didik sebagai subyek yang dilayani meliputi jenjang pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan di mana program bimbingan itu berada. Peserta didik sekolah lain, di luar sekolah di mana program bimbingan itu berada, dapat pula dilayani sepanjang masih berhubungan dengan satu atau lebih layanan program bimbingan suatu sekolah. Hubungan dimaksud dapat terjadi, misalnya sebagai perwujudan layanan follow up study, atau layanan pada sekolah pengumpan (feeder school)
2) Subyek lain yang dibantu oleh bimbingan dengan pelayanannya adalah guru, staf sekolah lainnya, orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar yang dalam pelaksanaannya bimbingan berpegang teguh pada batas-batas konsep pelayanan yang berhubungan dengan subyek itu masing-masing. Prinsip utamanya adalah bimbingan tidak membimbing atau mengkonseling subyek yang dilayaninya ini.
3) Masalah peserta didik, terhadap mana bimbingan menyediakan layanan bantuan, adalah masalah belajar (akademis), masalah pribadi dan sosial, masalah jabatan atau karier dan masalah lain yang khusus mengenai perorangan peserta didik di sekolah sebagaimana disepakati bersama oleh pembimbing dengan peserta didik yang sedang mendapat pelayanan-pelayanan sejauh hal itu masih menyangkut bidang pelayanan profesioanl bimbingan.
4) Wujud bantuan yang dilayankan oleh bimbingan kepada peserta didik adalah penyediaan wawasan (insight) sehingga peserta didik yang aktif mengarahkan dirinya sendiri, atas wawasan yang disediakan oleh bimbingan. Demikian pun, bimbingan hanya menyediakan wawasan bagi personel (subyek) lain yang dilayaninya sehingga tetaplah personel yang bersangkutan yang menjalankan tugas masing-masing dan bertanggung jawab terhadap tugasnya tanpa pengambil alihan oleh pembimbing.
5) Kegiatan-kegiatan yang diharapkan peserta didik aktif melakukan atas bantuan berupa wawasan bimbingan, adalah membuat rencana, menyusun alternatif pilihan, menentukan pilihan dan membuat keputusan, memecahkan masalah, dan mengatakan penyesuaian yang lebih maju.
6) Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan berlangsung menurut kegiatan kurikuler sesuai sekolah yang bersnagkutan, dan dapat terjadi di dalam maupun di luar sekolah.
7) Tanggung jawab petugas bimbingan dalam pelaksanaan layanan khusus bimbingan kepada peserta didik tertentu (klien) nerlangsung dalam rentang waktu sejak mulai ditangani sampai dnegan saat klien dapat bertanggung jawab sendiri sebagai hasil layanan bimbingan, atau setelah dilimpahkan kepada ahli/profesi/lembaga lain yang berwenang.
8) Tanggung jawab bertugas bimibngan mengenai perencanaan, pelaksaan, penilaian, dan pengembangan program bimbingan berorientasi kepada Kepala Sekolah sebagai penganngung jawab tertinggi seluruh program sekolah yang bersangkutan.

Makna yang dikandung oleh rumusan ruang lingkup bimbingan tersebut di atas akan lebih jelas lagi bila diperhatikan batasan-batasan lain yang bersnagkutan denganya. Bahasan-bahasan dimaksud antara lain konsep tentang layanan-layanan bimbingan, prinsip-prinsip bimibingan, jenis bimbingan, tugas dan tanggung jawab masing-masing personel bimbingan, dan kode etik bimbingan.
Rumusan lain mengenai ruang lingkup bimbingan dikemukakan oleh Depdikbud RI, melalui Badan Pengembangan Pendidikan, dalam “Pola Dasar dan Pengembangan Program Bimbingan dan Penyuluhan Melalui Proyek-proyek Perintis Sekolah Pembangunan” (1974) adalah sebagai berikut:
1) Bimbingan melayani semua peserta didik, Dengan perkataan lain ia tidak hanya melayani peserta didik yang mempunyai masalah saja.
2) Bimbingan membantu peserta didik membuat perencanaan dan mengambil keputusan-keputusan. Bahkan tugas bimbingan buat menyiapkan nasehat dan rencana semacam barang jadi bagi peserta didiknya/kliennya. Konseling bukan pekerjaan memberikan nasehat-nasehat.
3) Bimbingan membantu guru dan staf sekolah yang lain, akan tetapi ia tidak melakukan,apalagi ia mnegambil alih tugas-tugas pekerjaan guru dan staf sekolah itu, mislanya mengajar menggantikan tempat guru yang berhalangan, mengawasi ulangan, mengabsen peserta didik, mendisiplinkan dan semacamnya. Demikia pun konselor tidak melakukan sendiri pekerjaan karena penempatan tenaga.
4) Bimbingan tidak melakukan pekerjaan bantuan yang menuntut keahlian di luar keahlian yang dimilikinya, tidak mengangani masalah-masalah gangguan kepribadian yang semestinya menjadi garapan ahli psikologi klinik, ahli psikologi terapi, ahli pekerjaan sosial tau ahli penyakit jiwa.
5) Bimbingan menjalankan tugasnya dalam ruang lingkup waktu kegiatan kurikuler yang resmi baik baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
6) Otoritas dan tanggung jawab bimbingan adalah sejauh itu menyangkut bidang layanan (pelayanan) bantuan profesional perorangan di sekolah sebagaimana disepakati bersama dnegan peserta didik yang mendapat layanan.
(Ahmadi dan Rohani, 1991)

Menurut Thohirin(2007) Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah mempunyai ruang lingkup yang luas dan dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu segi fungsi, sasaran, layanan, dan masalah.
Pertama, segi fungsi. Dilihat dari segi fungsi, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah mencakup fungsi-fungsi: (1) pencegahan, (2) pemahaman, (3) pengentasan, (4) pemeliharaan, (5) penyaluran, (6) penyesuaian, (7) pengembangan, dan (8) perbaikan.
Kedua, segi sasaran. Dilihat dari segi sasaran, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah diperuntukkan bagi semua siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai perkembangan yang optimal melalui kemampuan: pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri, pengenalan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri dan perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa, akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dna konsleing tersebut.
Ketiga, segi layanan. Dilihat dari segi layanan yang diberikn, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah meliputi layanan-layanan: (1) pengumpulan data, (2) pemberian informasi, (3) penempatan, (4) konseling, (5) alih tangan kasus (referal), dan (6) penilaian dan tindak lanjut.
Keempat, segi masalah. Dilihat dari segi masalah, ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah meliputi: (1) bimbingan pendidikan, (2) bimbingan karier, (3) bimbingan pribadi-sosial.
Dewasa ini ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah telah mengalami perkembangan. Perkembangn itu oleh akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Akibat perkembangn IPTEK telah memunculkan berbgaia persoalan baru, sehingga upaya pemecahannya pun memerlukan pendekatan dan cara-cara yang baru pula. Dampak langsung perkembangan IPTEK dalam dunia pelayanan bimbingan dan konseling adalah perlunya penyesuaian-penyesuaian dalam lingkup pelayananya.
Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dewasa ini merujuk kepada pelayanan bimbingan dan konseling pola 17 yang mencakup: pertama, Bimbingan dan koseling sebagai bentuk pemberian bantuan. Kedua: bidang bimbingan dan konseling yang mencakup bimbinganL (1) Pribadi, (2) sosial, (3) belajar, dan (4) karier. Ketiga, bidang layanan bimbingan dan konseling yang mencakup; (1) orientasi, (2) informasi, (3) penempatan atau penyaluran, (4) pembelajaran, (5) konseling perorangan, (6) konseling kelompok, dan (7) bimbingan kelompok. Keempat, kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang mencakup; (1) instrumentasi, (2) himpunaan data, (3) alih tangan kasus.
Pelayanan bimibingan dan konseling di sekolah dan madrasah menurut penulis juga bisa menerapkan pola 17 plus, meskipun pola ini kecenderungannya diterapkan untuk pelayanan bimbingan konseling setting masyarakat. Adapun ruang lingkup pelayanan bimbingan dan konseling pola 17 plus adalah pertama, keterpaduan yang mantap tentang pengertian, tujuan, fungsi prinsip, dan asas serta landasan bimbingan dan konseling.
Kedua, bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi: (1) bidang pengembangan probadi, (2) pengembangan sosial, (3) pengembangan kegiatan belajar, (4) pengembangan karier, (5) pengembangan kehidupan berkeluarga, dan (6) pengembangan kehidupan beragama.
Ketiga, jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling meliputi: (1) layanan orientasi, (2) layanan informasi, (3) layanan penempatan dan penyaluran, (4) layanan penguasaan konten, (5) layanan konsleing perorangan, (6) layanan bimbingan kelompok, (7) layanan konseling kelompok, (8) layanan konsultasi, dan (9) layanan mediasi.
Keempat, kegiatan-kegiatan pendukung bimibngan dan konseling, meliputi: (1) aplikasi instrumentasi, (2) himpunan data, (3) konferensi kasus, (4) kunjungan rumah, dan (5) alih tangan kasus.
Kelima, format layanan, meliputi (1) format individual, (2) format kelompok, (3) format klasikal, (4) format lapangan, dan (5) format politik.


2. Jenis-Jenis Layanan

Aktualisasi/penerapan dari orientasi layanan bimbingan dan konseling juga dapat dilihat pada berbagai jenis layanan yang layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik sebagaimana berikut ini.

1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
Layanan orientasi ini ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua/wali siswa) guna memberi pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan (sekolah) yang baru dimasukinya.
Hasil yang di harapkan dari layanan orientasi ialah mempermudah penyesuaian diri siswa terhadap kehidupan sosial, kegiatan belajar dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demikian juga orang tua siswa dengan memahami kondisi, situasi dan tuntunan sekolah anaknya akan dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan anaknya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi utama yang didukung oleh layanan orientasi ini adalah fungsi pemahaman dan pencegahan.
(Hallen. 2005 : 776-77)

Materi Umum Layanan Orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai cara, yaitu meliputi hal berikut:
1. Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki.
2. Orientasi kelas baru dan cawu baru.
3. Orientasi kelas terakhir dsan cawu terakhir, EBTA/EBTANAS, ijazah.
(Prayitno. 2001: 83)
Materi layanan orientasi menyangkut:
a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.
b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.
c. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu an meningkatkan hubungan sosial siswa.
d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya.
e. Peranan kegiatan bimbingan karier.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.
(Sukardi. 2008: 60-61)

2. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Oleh karena itu sasaran dari layanan informasi ini bukan saja peserta didik, tetapi juga orang tua/ wali sebagai orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap peserta didik agar mereka dapat menerima informasi yang amat berguna bagi perkembangan anak-anak mereka. (Hallen. 2005 : 77)
Layanan informasi ini bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh dari layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, menegembangkan cita-cita, menyelenggarkan kehidupan sehari-hari dan mengambil keputusan. Dengan demikian fungsi utama bimbingan yang didukung oleh kegiatan layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.(Prayitno. 2001: 83)
Materi layanan informasi menyangkut:
a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir, yaitu tentang kemampuan dan perkembangan pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat serta bentuk-bentuk penyaluran dan pengembangannya.
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai-nilai sosial, adapt-istiadat, dan upaya yang berlaku dan berkembang dimasyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangannya, seperti program inti, program khusus dan program tambahan.
f. System penjurusan, kenaikan kelas, dan syarat-syarat mengikuti ujian akhir.
g. Fasilitas penunjang/ sumber belajar.
h. Cara mempersiapkan diri dan belajar disekolah.
i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan/ karier serta prospeknya.
j. Langkah-langkah yang perlu ditempuh guna menentukan jabatan / karier.
k. Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita-cita karier.
l. Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.
(Sukardi. 2008: 61)

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan pennyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran didalam kelas, kelompok belajar, jurusan / program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya. (Prayitno. 2001: 84)
Berbagai hal yang menyebabkan potensi, bakat, dan minat yang tidak tersalurkan secara tepat akan mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal. Melalui layanan penempatan dan penyaluran ini memebrikan kemungkinan kepada siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan / karier, kegiatan ekstra kulikuler, program latihan dan pendidian yang lebih tinggi sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya. Jadi fungsi utama yang didukung oleh layanan penempatan dan penyaluran ini adalah fungsi pencegahan, pemeliharaan dan advokasi. (Hallen. 2005 : 78)
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi:
a. Penempatan kelas siswa, program studi/ jurusan dan pilihan ekstra kulikuler yang dapat menunjang penegembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat dan minat.
b. Penempatan dan penyaluran siswa dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dsan organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
c. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik pengajaran, perbaikan maupun pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi melalui jalur PMDK/UMPTN
d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan kegiatan ekstrakulikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga kerja/industri.
(Sukardi. 2008: 62)


4. Layanan Bimbingan Belajar (Pembelajaran)

Layanan pembelajaran adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan diri dengan sikap kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dan kecepatan kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. (Hallen. 2005 : 79)
Layanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntukan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
(Prayitno. 2001: 85-86)
Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi:
a. Mengembangkan pemahaman tentang diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya, kelemahan-kelemahan dan penanggulangannya, dan usaha-usaha pencapaian cita-cita/ perencanaan masa depan.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
c. Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara efektif dan efisien.
d. Teknik penguasaan materi pembelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.
e. Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi dan informasi karier, orientasi dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
f. Orientasi belajar diperguruan tinggi dan
g. Orientasi hidup berkeluarga.
(Sukardi. 2008: 63)

5. Layanan Konseling Perseorangan

Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.(Hallen. 2005 : 80)
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing atau guru kelas di SD dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
Fungsi utama bimbingan yang didukungn oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan. (Prayitno2001: 86)
Pelaksanaan usaha pengentasan masalah siswa, dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Pengenalan dan pemahaman permasalahn.
b. Analisis yang tepat
c. Aplikasi dan pemecahan permasalahan
d. Evaluasi, baik evaluasi awal, proses, ataupun evaluasi akir.
e. Tindak lanjut.
Melihat teknik penyelenggaraan konseling perseorangan terdapat macam-macam teknik konseling perseorangan yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami siswa. Teknik konseling perseorangan yang sederhana melalui proses/tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap pembukaan
2. Tahap penjelasan
3. Tahap pengubahan tingkah laku
4. Tahap penilaian / tindak lanjut.


Materi layanan konseling perorangan meliputi:
1. Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan keemahan, bakat, dan minat serta penyalurannya.
2. Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah dan masyarakat.
4. Menegembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin dan berlatih dan pengenalan belajar sesuai dengan kemampuan, kebiasan, dan potensi diri.
5. Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi
6. Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan lanjutan yang sesuai dengan rencana karier.
(Sukardi. 2008: 63-64)

6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan / atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan / atau untuk perkembangan pribadinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputsan dan/atau tindakan tertentu. (Prayitno. 2001: 86)
Dapat pula diartikan sebagai layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. (www.re-searchengines.com)
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama dari guru pembimbing atau guru kelas) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai siswa, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang dimaksudkan itu juga dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan. Lebih jauh dengan layanan bimbingan kelompok para peserta didik dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting, menegmbangkan nilai-nilai tentang hal tersebut, dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas didalam kelompok. Dengan demikian, selain dapat membuahkan saling hubungan yang baik diantara anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan sebagaimana terungkap di dalam kelompok. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ini adalah fungsi pemahaman dan pengembangan.(Hallen. 2005 : 81)
Materi layanan bimbingan kelompok, meliputi:
1. Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita-cita serta penyalurannya.
2. Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan pengembangannya.
3. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/ menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat, teman sebaya disekolah dan luar sekolah dan kondisi/ peraturan sekolah.
4. Pengembangan sikap dan kebiasan belajar yang baik di sekolah dan dirumah sesuai dengan kemampuan pribadi siswa.
5. Pengembangan teknik-teknik penguasan ilmu penngetahuan, teknologi dan kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial dan budaya.
6. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan.
7. Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
8. Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
Manfaat dan pentingnya bimbingan kelompok perlu mendapat penekanan yang sungguh-sungguh. Melalui bimbingan kelompok para siswa, yaitu:
a. Diberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya. Pendapat mereka itu boleh jadi beracam-macam, ada yang positif dan ada yang negative. Semua pendapat itu, melalui dinamika kelompok (bdan berperannya guru pembimbing) diluruskan bagi pendapat-pendapat.
b. Memiliki pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal yang mereka bicarakan itu. Pemahaman yang objektif, tepat dan luas itu diharapkan dapat
c. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka yang bersangkut-paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok. “sikap ppositif” disini dimaksudkan: menolak hal-hal yang salah/buruk/negative/ dan menyokong hal-hal yang benar/baik/positif. Sikap positif ini lebih jauh diharapkan dapat merangsang para siswa.
d. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan “penolakan terhadap yang buruk dan sokongan terhadap yang baik” itu. Lebih jauh lagi, program-program kehiatan itu diharapakan dpaat mendorong siswa.
e. Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana mereka programkan semula.
(Sukardi. 2008: 65-67)

7. Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialami melalui dinamika



Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa untuk embangun hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral / agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya. Ketepatan bimbingan ini lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu membantu para siswa sebagai diri untuk belajar mengenal dirinya, belajar menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses penyesuaian yang produktif terhadap lingkunganya.
Dalam bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut :
1. pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranya masa depan
3. Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulanganya.
4. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
5. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya.
6. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif
7. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.



Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Sedangkan menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109) Bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosial yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
Add Url FZM9H5B6GTJN



mad Sudrajat, M.Pd.
Konsep bimbingan jabatan lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900), diantaranya : (1) keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).

Isitilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan.
Pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Namun sejak tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model okupasional (occupational) ke model karier (career). Kedua model ini memliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karier, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karier mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan bimbingan karier menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat.
Perubahan istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke bimbingan karier mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan layanan bimbingan terhadap para siswanya. Peran dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, tetapi dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya dalam rangka perencanaan karier dan penetapan karier pada kehidupan masa mendatang. Dalam perkembangannya, sejalan dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dewasa ini, bimbingan karier merupakan salah satu bidang bimbingan yang telah berhasil mempelopori pemanfaatan teknologi informasi, dalam bentuk cyber counseling.
Sementara itu, dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karier sudah mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan penjurusan siswa di SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karier cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling dalam Kurikulum 1994, bimbingan karier ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.
Sampai dengan sekarang ini bimbingan karier tetap masih merupakan salah satu bidang bimbingan. Dalam konsteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan diintegrasikannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) dalam kurikulum sekolah, maka peranan bimbingan karier sungguh menjadi amat penting, khususnya dalam upaya membantu siswa dalam memperoleh kecakapan vokasional (vocational skill), yang merupakan salah jenis kecakapan dalam Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education).
Terkait dengan penjabaran kompetensi dan materi layanan bimbingan dan konseling di SMTA, bidang bimbingan karier diarahkan untuk :
1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
2. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan pada khususnya.
3. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMTA.
5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
6. Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)
Sumber :
Bahrul Falah. 1987. Konstribusi Orientasi Nilai Pekerjaan dan Informasi Karier terhadap Kematangan Karier (Skripsi). Bandung : PPB-FIP IKIP Bandung.
Hattari. 1983. Ke Arah Pengertian Bimbingan Karier dengan Pendekatan Developmental. Jakarta : BP3K.
Muslihudin, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung : LPMP Jawa Barat.
• Win XP Home OEM: JQ4T4-8VM63-6WFBK-KTT29-V8966

• Win XP Home Retail: RH6M6-7PPK4-YR86H-YFFFX-PW8M8

• Win XP Home Upgrade: RH6M6-7PPK4-YR86H-YFFFX-PW8M8

• Win XP Media Center 2005:C4BH3-P4J7W-9MT6X-PGKC8-J4JTM

• Win XP Prof Corp: XP8BF-F8HPF-PY6BX-K24PJ-TWT6M

• Win XP Prof OEM: XJM6Q-BQ8HW-T6DFB-Y934T-YD4YT

• Win XP Prof Retail: CD87T-HFP4C-V7X7H-8VY68-W7D7M

• Win XP Prof Upgrade: CD87T-HFP4C-V7X7H-8VY68-W7D7M Run WPA_Kill.exe (in TOOLS\CRACK) to disable activation in non-corporate installs. CD NR 17 815

• Windows 2000 Powered Network Attached Storage ( NAS ) SN:: RBDC9-VTRC8-D7972-J97JY-PRVMG CD NR 17 515 Microsoft Windows XP Professional Reduced Media Edition CD NR 17 516

• Windows XP Corporate SP2 BONUS CUSTOM REAL CD NR 17 408

• Microsoft Windows XP Pro Upgrade w/ Service Pack 2 Integrated SN:CD87T-HFP4C-V7X7H-8VY68-W7D7M CD NR 17 256

• Microsoft Windows XP Media Center Edition 2005 [2 CDs] CD NR 16 643 SN: C4BH3-P4J7W-9MT6X-PGKC8-J4JTM

• Windows XP Tablet PC Edition 2005 (c) Microsoft [2 CDs] sn: BGBHP-VGPP7-QHTXB-TPV36-CK8T8 16 544

• Microsoft Windows XP Professional SP2 Integrated POLiSH 16 401 SN: MYV37-2YMH7-YBHVW-VXJHM-489TB

• Microsoft Windows XP Corporate Ed. with incl. SP2 SN:FC8GV-8Y7G7-XKD7P-Y47XF-P829W CGJ2M-CFTXY-W4RBJ-BWTGB-VH2CB 16 171

• Microsoft Windows XP Professional SP2 Integrated READ NFO SN:CD87T-HFP4C-V7H7H-8VY68-W7D7M RH6M6-7PPK4-YR86H-YFFFX-PW8M8 16 172

• Windows XP Pro SP2 Intergrated TYPE Repack SN:BRP6M-RC9CJ-VWDRK-KP2C2-9QFGW 16 166

• Windows XP Service Pack 2 RTM FINAL 16 115

• Microsoft Windows XP Service Pack 2 Build 2162 Home Integrated SN:WWWJR-BX7CV-P32X2-C7VT3-QD6BP 16 043

• MS Windows XP Professional SP2 RC2 beta build 2149 Intergrated SN:XP8BF-F8HPF-PY6BX-K24PJ-TWT6M 15 812

• MS Windows XP MCE

• Microsoft Windows XP Professional SP2 RC1 Integrated REPACK 15 389 SN:XP8BF-F8HPF-PY6BX-K24PJ-TWT6M

• SUPPORTING USERS RUNNING THE MS WINDOWS XP OPERATING SYSTEM TRAINER 15 186

• Microsoft Windows XP 64 Bit SP1 Integrated For 64 Bit Ext Systems 14 978

• Ms Windows XP GR SP1 SN:4BR3X-4CP6X-2DTXP-FFDHT-7Q298 14 696

• WINDOWS XP - Media Center Edition 2004*GERMAN* SN: KFX2B-HXQ68-78RWH-RPXPK-68DHM 14 460

• Microsoft Windows XP Corporate Edition SP1a Intergrated SN: 7QVT6-T2738-WRKJB-YKRFQ-XVK98 11 684

• Microsoft Windows Xp Media Center Edition PROPER

• c82gj-yh627-72gbt-r7xv7-m7y4b SN: XJM6Q-BQ8HW-T6DFB-Y934T-YD4YT 11 324

• Windows XP Home OEM: JQ4T4-8VM63-6WFBK-KTT29-V8966

• Windows XP Home Retail: RH6M6-7PPK4-YR86H-YFFFX-PW8M8

• Windows XP Home Upgrade: RH6M6-7PPK4-YR86H-YFFFX-PW8M8

• Windows XP Media Center 2005: C4BH3-P4J7W-9MT6X-PGKC8-J4JTM

• Windows XP Prof Corp: XP8BF-F8HPF-PY6BX-K24PJ-TWT6M

• Windows XP Prof OEM: XJM6Q-BQ8HW-T6DFB-Y934T-YD4YT

• Windows XP Prof Retail: CD87T-HFP4C-V7X7H-8VY68-W7D7M

• Windows XP Prof Upgrade: CD87T-HFP4C-V7X7H-8VY68-W7D7M

• Windows XP Tablet PC 2005: VJT7M-8KKHT-GXQ6B-RX639-94FMD DVD-260

• Microsoft XP Corpor. Edition Service Pack 1 Intergrated PROPER Key: 7QVT6-T2738-WRKJB-YKRFQ-XVK98 9774 Microsoft Windows XP Service Pack 1 Final Key:VHGJJ-6WK8X-JT2DH-BK6JV-PVFQ4 9775

• Microsoft Windows XP Slipstream Sp1 Corporate SN:3KFB7 X2Q3M 6MWFX W2Y7V C7M9D 9758

• Microsoft Windows XP Corporate Ed. with incl. SP1 (c) Microsoft SN:3KFB7 X2Q3M 6MWFX W2Y7V C7M9D 9752

• Windows XP Professional Retail
• Serial# HJ32Y-3B3Y3-3X2HD-DJ43J-Q7D7G 9502


• Windows.XP.Professional.64.Bit.Edition serial number: C4FPJ-HQCGP-QD3XC-2JF34-FT8Y6 8104

• Microsoft Windows XP Corporate Edition CDKEY: FCKGW-RHQQ2-YXRKT-8TG6W-2B7Q8 7832

• Windows XP Greece SN: MHBCT-6WVKJ-WD3Q3-9D9VJ-C9JJ6 7800

• Windows XP Corporate Edition *PROPER PACK* FCKGW-RHQQ2-YXRKT-8TG6W-2B7Q8 6580 Microsoft Windows XP Professional
• No Activation Required FCKGW-RHQQ2-YXRKT-8TG6W-2B7Q8 6572


V2C47-MK7JD-3R89F-D2KXW-VPK3J (SERIAL GENUINE UNTUK XP SP1 & XP SP2)


XP2
Serial Number : YQ7XW-QPT6C-233QF-RRXC7-VF7TY
Serial Number : dcvtp-gp23c-j64qy-6m3f6-mt24d

V2C47-MK7JD-3R89F-D2KXW-VPK3J

H689T-BFM2F-R6GF8-9WPYM-B6378

WCBG6-48773-B4BYX-73KJP-KM3K3
BR89Q 4B9GB 9DPFD M2PY3 R3F83

Minggu, 12 Desember 2010

Hampir setiap hari kita menggambarkan dan menilai kepribadian orang-orang di sekitar kita. Disadari atau tidak, ini renungan harian tentang bagaimana dan mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan mirip dengan apa yang dilakukan psikolog kepribadian.

Sedangkan penilaian informal kami kepribadian cenderung lebih berfokus pada individu, bukan psikolog kepribadian menggunakan konsepsi kepribadian yang dapat berlaku untuk semua orang. Kepribadian penelitian telah mengarah pada pengembangan sejumlah teori yang membantu menjelaskan bagaimana dan mengapa ciri-ciri kepribadian tertentu berkembang.

Komponen Kepribadian

Walaupun ada berbagai Teori Kepribadian, langkah pertama adalah untuk memahami apa yang dimaksud dengan istilah kepribadian. Sebuah definisi singkat akan kepribadian yang terdiri dari pola-pola karakteristik dari pikiran, perasaan, dan perilaku yang membuat orang unik . Selain itu, kepribadian timbul dari dalam individu dan tetap cukup konsisten sepanjang hidup.

Beberapa karakteristik dasar kepribadian meliputi:

1. Konsistensi – Ada umumnya perintah untuk dikenali dan keteraturan perilaku. Pada dasarnya, orang bertindak dengan cara yang sama atau cara serupa dalam berbagai situasi.
2. Psikologis dan fisiologis – Kepribadian adalah membangun psikologis, tetapi penelitian menunjukkan bahwa hal itu juga dipengaruhi oleh proses-proses biologi dan kebutuhan.
3. Dampak perilaku dan tindakan – Kepribadian tidak hanya mempengaruhi bagaimana kita bergerak dan merespon di lingkungan kita, tetapi juga menyebabkan kita untuk bertindak dengan cara tertentu.
4. Ekspresi Multiple – Kepribadian ditampilkan di lebih dari sekedar perilaku. Hal ini juga dapat dilihat dalam pikiran keluar, perasaan, hubungan dekat, dan interaksi sosial lainnya.
Jenis – jenis bimbingan di bedakan menjadi tiga, yaitu :

A. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)

Dalam hal ini bantuan yang dapat diberikan kepada anak dalam bimbingan pendidikan berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar, mengambangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalm belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.

B. Bimbingan Pekerjaan

Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, yang dimulai oleh Frank Parson pada tahun 1908 di Boston, Amerika Serikat. Departemen tenaga kerja di negara ini telah memplopori bimbingan pekerjaan bagi kaum muda agar mereka memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat.

Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di sekolah lanjutan tungkat pertama dan atas menerima bimbingan karir. Konsep Parson sangat sederhana, yaitu sekedar membandingkandan mengkombinasikan antara hasil analisis individual dan hasil analisis dunia kerja

C. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa untuk embangun hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral / agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya. Ketepatan bimbingan ini lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu membantu para siswa sebagai diri untuk belajar mengenal dirinya, belajar menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses penyesuaian yang produktif terhadap lingkunganya.

Dalam bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut :

1. pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranya masa depan
3. Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulanganya.
4. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
5. Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya.
6. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif
7. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.

Selain jenis – jenis dalam bimbingan, juga terdapat beberapa jenis-jenis layanan dalam bimbingan dan konseling. Berikut uraianya :

1. Layanan Orientasi; Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Pembelajaran; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan
7. Layanan Konseling Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
Bimbingan pribadi-sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang ada di sekolah. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. Sedangkan menurut pendapat Abu Ahmadi (1991: 109) Bimbingan pribadi-sosial adalah, seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.

Inti dari pengertian bimbingan pribadi-sosial yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial diberikan kepada individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadi-sosialnya secara mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Syamsu Yusuf (2005: 11) yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.

Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, permasalahan sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan penyelesaian konflik.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.

Tags: Bimbingan Kelompok Bimbingan Konseling BIMBINGAN PRIbadi Bimbingan Pribadi Sosial BK Pribadi Sosial Definisi Bimbingan Pribadi Sosial Definisi BK Pribadi Sosial guidance counseling Macam-Macam Bimbingan pengertian masalah pribadi Personal Counseling Social Pribadi Sosial