Selasa, 22 Februari 2011

UNTUKMU PARA WANITA
(Sebuah Pengakuan Lelaki PACARAN HALAL.. Sebagai Proses Penjajakan, Percayalah Kepada Cowok)


Dikutip dari AutHor PeLaNgi "Khuzaiyah"

Written on January 18, 2009 – 12:25 am | by Heidif “PACARAN HALAL”
Sebagai Proses Penjajakan, Percayalah Kepada Cowok
(tidak mengandung ayat dari kitab agama manapun)

Berdasarkan dari betapa mudahnya wanita diperdaya oleh lelaki/cowok. Bahkan dengan sangat angkuhnya wanita sering berpendapat bahwa dirinya tidak akan mudah termakan rayuan gombal lelaki. Itu benar, karena dimasa sekarang ini tidak ada lelaki yang bibirnya bisa mengucapkan rayuan gombal seperti film-film Indonesia toempoe doeloe. Tetapi dengan pendidikan dan teknologi yang berkembang, metode saya berubah (red:cowok).
Saya bisa memanfaatkan semua SDM dan SDA yang ada di sekitar saya untuk menunjang tegaknya diagnosa “SERIUS” di hadapan target (wanita). Apakah property “nebeng”? Oh tidak! Bahkan hanya dengan kesederhanaan, malah jadi pamungkas yang cukup jitu untuk meluluhkan hati wanita incaran saya. Karena dengan kesederhanaan dan property seadanya, akan mendatangkan kesan ketulusan dan bersahaja. Yang kemudian menimbulkan cinta sepenuh hati, berakibat kepasrahan. Ini fokusnya, kepasrahan yang artinya diriku sepenuhnya kuserahkan padamu, termasuk my virgin (klo masih).

Wahai wanita, tidak semua di antara saya kaum lelaki mengincar hartamu, yang merupakan incaran saya sebenarnya adalah SEX, sejauh mana dirimu memberikan rasa penasaran kepada saya, selama itu pula saya sanggup bersandiwara dengan sekuat tenaga saya. Mengapa saya sebut sandiwara? Karena saya menyimpulkan bahwa yang telah beristeri saja masih banyak yang selingkuh (meski tidak semuanya). Pernikahan yang kejelasan statusnya dilindungi oleh hukum agama dan UU Negara, masih sering saya injak-injak. Apalagi status pacaran? Yang sama sekali tidak dikuatkan oleh peraturan manapun. Artinya seorang cowok bisa saja berpacaran dengan seribu cewek dalam waktu bersamaan atau sebaliknya. Maka jadilah pemuda-pemudi bangsa ini sebagai pakar zina, dari yang kecil sampai yang besar. Tapi masalah jadi bangsa apa bukan urusan saya, selagi saya masih bisa menikmati kenikmatan dunia lewat tubuh wanita secara free, maka paradigma “Pacaran sebagai proses penjajakan” akan selalu saya sebarkan dengan cara apapun.
Sex dengan pacar sendiri sangat berbeda rasanya dengan sex dengan pelacur manapun dengan harga pakai berapapun. Sebab wanita yang selalu jadi target saya tentunya bersih, sehat, bebas penyakit menular seks (PMS), terawat dan terdidik. Soal kaya atau miskin si target itu bisa disesuaikan.
Maksudnya apabila saya telah sukses memperdaya hati target, maka keadaan keuangan akan sangat mudah dikendalikan berdasarkan scenario “rasa pengertian” yang saya ciptakan di hati target. Pulsa yang saya keluarkan untuk menjalin kedekatan tidak sebanding dengan kenikmatan yang menanti saya. Target berjilbab? Bisa sukses bisa juga tidak. Usaha saya dalam berburu “kenikmatan” terhadap target berjilbab memerlukan beberapa trik tambahan. Tetap bersikap sederhana, apa adanya, bersahaja, pengakuan terhadap kekurangan diri, bersikap humoris dan sedikit bumbu religi yang didapat dari ceramah ustadz-ustadz di televisi bisa jadi referensi tambahan.
Usaha saya sukses terhadap target yang berjilbab yang juga masih berpakaian ketat, sehingga jilbab kadang-kadang hanya menutupi rambutnya dan tidak menutupi ukuran “hardware” indahnya. Kulit target yang halus mulus karena sering tertutup dari polusi udara dan matahari memberikan sensasi yang tidak sama dengan target tidak berjilbab pada umumnya. Luar biasa!!!
Usaha saya gagal apabila target berjilbab tapi juga berpakaian yang lebar, sehingga tidak tampak keindahannya lewat mata secara fisik, tapi saya sangat yakin dibalik pakaian yang lebar itu tersimpan lebih banyak keindahan. Saya kurang pasti penyebab kegagalan usaha saya terhadap target tersebut, bisa jadi keteguhan target dalam memegang keyakinan bahwa keindahan yang mereka miliki merupakan “harta berharga” yang hanya akan disuguhkan kepada suami mereka nantinya.

Kenyataan yang menggembirakan adalah target “kokoh” semacam ini berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan total target “empuk” yang banyak tersedia di sekitar saya.
Pada umumnya target menginginkan “keseriusan”. Ketidaktahuan mereka terhadap makna kata serius ini yang sering saya manfaatkan sebagai peluluh hati mereka. Trik yang saya gunakan bermacam-macam, mulai dari kirim sms yang bertuliskan “Aku serius lho sama kamu”, telepon diatas jam 23.00 (tarif murah) untuk bicara panjang lebar dengan topik yang dipilih secara random. Ini trik yang paling sederhana dan cukup jitu untuk target yang masih lugu atau pura-pura lugu soal keseriusan hubungan. Maksudnya walau target sudah mengerti tentang trik
yang saya jalankan dalam meraih target, tapi seiring waktu dan semangat saya yang tidak berputus asa dalam menjalankan skenario, cepat lambat target yang dulunya pura-pura lugu akan luluh akhirnya melihat semangat tulus palsu saya. Jika tujuan utama saya yaitu tubuh indah target belum didapatkan, maka bukti keseriusan palsu saya dapat dikuatkan dengan memboyong mereka ke orang tua saya atau sebaliknya, saya bersedia diboyong ke orang tua target. Sampai disini saja keberanian saya untuk bermain dengan kata serius, untungnya karena 99% target telah takluk pada level trik ini.
Kenyataan yang juga menggembirakan saya adalah apabila ternyata orang tua saya atau oramg tua target juga memiliki paradigma “Pacaran adalah proses penjajakan” atau “Pacaran adalah proses yang harus dilalui oleh remaja normal”. Luar biasa!!!
Target yang telah beranggapan bahwa “inilah jodohku”, dengan paradigma ini saya telah mendapatkan kepercayaan penuh dari segala pihak untuk memperlakukan target semau saya. Termasuk menikmati kenyamanan sensasi seks penuh gratisan yang saya tunggu-tunggu selama perjuangan. Tidak perlu buru-buru, karena saya sangat dan sangat memperhatikan situasi, kondisi dan domisili. Soal dikemudian hari saya bosan dengan target yang sudah habis manisnya karena saya hisap atau muncul target baru yang lebih segar, maka skenario pelepasan diri dapat dijalankan dengan berbagai alasan. Sangat mudah melakukannya mengingat semua manusia memiliki kekurangan, kekurangan inilah yang harus diangkat ke permukaan dan menjadi pokok bahasan yang berlanjut dengan putusnya hubungan. Alasan ketidakcocokan bisa menjadi penangkal pertanyaan orang tua masing-masing pihak. Putus. Juga merupakan jalan baru bagi saya untuk memulai skenario pengejaran target baru. Tampang berduka, bahkan tampang tegar paska putus pun bisa menjadi pesona di hadapan target baru ini. Tentunya saya tidak meninggalkan trik-trik peluluhan hati yang saya terapkan terhadap target-terget sebelumnya seperti sederhana, tampil apa adanya, bersahaja, sedikit ditambah bumbu humoris karena target pada umumnya ingin dekat dengan orang yang selalu bisa membuatnya tersenyum dalam setiap keadaan. Target selalu ingin merasakan aman, nyaman, disayang, diperhatikan (beberapa). Maka sedaya upaya saya akan ciptakan suasana tersebut hanya di dekat saya. Persepsi bahwa di dekat saya maka target merasa aman, nyaman, tenang, tersenyum, dan damai merupakan paradigma yang harus saya ciptakan di dalam kepala target. Untuk kesekian kalinya saya selalu sukses dalam pencapaian tujuan saya, menjadikan saya sangat berpengalaman dan cerdas dalam program ini, dengan atau tanpa hambatan sama sekali. Sungguh indah dunia ini, dipenuhi dengan target-target berpendidikan tapi bodoh yang menunggu giliran untuk saya habisi. “Ahh, saya kan gak pernah serius klo pacaran, ngapain takut!”

Jika terget berfikiran seperti kata-kata di atas, maka pemikiran seperti ini juga merupakan peluang besar bagi saya untuk memulai skenario peluluhan hati. Yang saya utamakan lebih dahulu adalah mengadakan ikatan super tidak jelas bernama Pacaran, soal cinta atau tidak, itu cuma masalah waktu. Trik-trik yang saya lancarkan akan mengubah keadaan hati target seiring waktu yang dilalui bersama-sama dan komitmen semu tentang pacaran yang saya atau orang lain ciptakan.
“Ahh, tidak semua cowok seperti itu, cowokku ga gitu and ga mungkin begitu!”.
Kata-kata sejenis ini merupakan tolak ukur keberhasilan skenario BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) yang nantinya menjadi peluang besar untuk mendapatkan tubuh target di kemudian hari. Karena salah satu yang saya ingin bentuk adalah pendapat target bahwa saya adalah cowok yang berbeda dengan cowok pada umumnya. Jika Anda wanita berpenampilan menarik atau tidak, bertubuh indah baik tertutup atau tidak, mencari keseriusan hubungan, mencari cinta dari sesama manusia tanpa pemahaman yang jelas…Maka Anda target saya berikutnya !

Wahai wanita, ketahuilah bahwa seorang laki-laki yang benar-benar serius terhadapmu akan datang kepada orang tuamu dengan berkata “Pak, saya ingin menikahi putri Bapak, sekarang saya punya penghasilan Rp…../bulan, dst”, sedangkan laki-laki yang benar-benar serius ingin menghabisimu akan datang langsung kepadamu dengan berkata “Maukah kamu jadi pacarku?”.
Puncak kehinaan wanita ketika ia menerima tembakan seorang lelaki untuk jadi kekasihnya.
Puncak kemuliaan wanita ketika orang tua/walinya mempertimbangkan lamaran seorang lelaki untuk jadi isterinya.
Hancurkan harga diri dengan pacaran, muliakan diri dengan …
Tidak ada solusi termuat dalam tulisan ini, meskipun solusinya tertulis tetapi tidak akan menghentikan kegiatan saya, saya hanya bisa berhenti jika semua target mengaplikasikan solusi yang sebenarnya sudah mereka tahu. Pacaran sebagai proses penjajakan, penjajakan = peng”injak-injakan” atau pen”jaja”an.
Jika Anda belum pacaran, Nantikan kehadiran saya di sisi Anda!
Jika Anda telah putusan, Nantikan juga kehadiran saya di sisi Anda!
Jika Anda masih pacaran, maka tunggu tanggal “main” saya bersama Anda!

Wallahua’lam bisshawab

0 komentar:

Posting Komentar

jika anda tidak senang maka jawablah tidak!!