Jumat, 26 November 2010

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apakah boleh memberikan
ucapan selamat hari raya atau yang lainnya kepada orang-orang masihiyun
?

Jawaban.
Yang benar adalah jika kita mengatakan : Orang-orang nashrani, karena
kalimat masihiyun berarti menisbatkan syariat (yang dibawa Nabi Isa)
kepada agama mereka, artinya mereka menisbatkan diri mereka kepada
Al-Masih Isa bin Maryam. Padahal telah diketahui bahwa Isa bin Maryam
'Alaihis Salam telah membawa kabar gembira untuk Bani Israil dengan
(kedatangan) Muhammad. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata : 'Hai Bani
Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
(yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan
(datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)'. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata : 'Ini adalah sihir yang nyata".
[Ash-Shaff : 6]

Maka jika mereka mengkafiri Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam maka
berarti mereka telah mengkafiri Isa, karena mereka telah menolak kabar
gembira yang beliau sampaikan kepada mereka. Dan oleh karena itu kita
mensifati mereka dengan apa yang disifatkan Allah atas mereka dalam
Al-Qur'an dan dengan apa yang disifatkan oleh Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam dalam As-Sunnah, dan yang disifatkan oleh para ulama
muslimin dengan sifat ini yaitu bahwa mereka adalah nashrani, sehingga
kita pun mengatakan : Sesungguhnya orang-orang nashrani jika mengkafiri
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam maka sebenarnya mereka telah
mengkafiri Isa bin Maryam.

Akan tetapi mereka mengatakan : "Sesungguhnya Isa bin Maryam telah
memberikan kabar gembira kepada kami dengan seorang rasul yang akan
datang sesudahnya yang namanya Ahmad, sementara yang datang namanya
adalah Muhammad. Maka kami menanti (rasul yang bernama) Ahmad, sedangkan
Muhammad bukanlah yang dikhabar gembirakan oleh Isa".

Maka apakah jawaban atas penyimpangan ini ?

Jawabannya adalah kita mengatakan bahwa Allah telah berfirman :

"Artinya : Maka ketika ia (Muhammad) datang kepada mereka dengan
penjelasan-penjelasan".

Ayat ini menunjukkan bahwa rasul tersebut telah datang ; dan apakah
telah datang kepada mereka seorang rasul selain Muhamad Shallallahu
'alaihi wa sallam setelah Isa ? Tentu saja tidak, tidak seorang rasul
pun yang datang sesudah Isa selain Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam. Dan berdasarkan ini maka wajiblah atas mereka untuk beriman
kepada Muhamamd Shallallahu 'alaihi wa sallam dan juga kepad Isa
'Alaihis sallam.

"Artinya : Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan
rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan) : 'Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya" [Al-Baqarah : 285]

Oleh karena itu Nabi Shallallahu 'alaihi sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan bahwa
Isa dalah hamba dan utusan Allah ..." [1]

Maka tidak sempurna iman kita kecuali dengan beriman kepada Isa 'Alaihis
salam dan bahwa beliau adalah hamba dan utusan Allah, sehingga kita
tidak mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang nashrani ;
bahwa ia adalah putra Allah, dan tidak (pula mengatakan) bahwa ia adalah
tuhan. Dan kita tidak pula mengatakan sebagaiamana yang dikatakan oleh
orang yahudi : Bahwa beliau adalah pendusta dan bukan seorang Rasul dari
Allah, akan tetapi kita mengatakan bahwa Isa diutus kepada kaumnya dan
bahwa syari'at Isa dan nabi-nabi yang lainnya telah dihapus oleh
syari'at Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Adapun memberikan ucapan selamat hari raya kepada orang-orang nashrani
atau yahudi maka ia adalah haram berdasarkan kesepakatan para ulama
sebagaimana disebutkan Ibnu Qayyim Rahimahullah dalam kitab Ahkam Ahli
Adz-Dzimmah, dan silakan anda membaca teks tulisan beliau.

"Dan adapun memberikan ucapan selamat untuk syi'ar-syi'ar kekufuran yang
bersifat khusus maka ia adalah haram secara ijma', seperti mengucapkan
selamat untuk hari raya dan puasa mereka dengan mengatakan : "Hari raya
yang diberkahi untuk anda". Maka yang seperti ini kalaupun orang yang
mengucapkannya selamat dari kekufuran maka perbuatan itu termasuk yang
diharamkan. Dan ia sama dengan memberikan selamat untuk sujudnya kepada
salib. Bahkan itu lebih besar dosanya dan lebih dimurkai oleh Allah
daripada memberikan selamat atas perbuatannya meminum khamar, membunuh,
melakukan zina dan yang semacamnya. Dan banyak orang yang tidak memiliki
penghormatan terhadap Ad-Dien terjatuh dalam hal itu dan ia tidak
mengetahui apa yang telah ia lakukan". Selesai tulisan beliau



[Disalin dari kitab Ash-Shahwah Islamiyah ; Dhawabith wa Taujihat edisi
Indonesia Panduan Kebangkitan Islam, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin, Editor Abu Anas Ali bin Husein Abu Luz, terbitan Darul Haq]
_________
Foote Note.
[1]. Bagian dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari No. 3435 dalam
kitab Ahaditsul Anbiya Bab Qauluhu Ta'ala : Ya Ahlal Kitabi La Taghlu Fi
Dinikum, dan oleh Muslim No. 28 dalam kitab Al-Iman Bab Ad-Dalil 'Alaa
Inna Man Maata Alat Tauhid Dkhalal Jannah Qath'an dari hadits Ubaidah
bin Ash-Shamit Radhiyallahu 'anhu.



Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more

&article_id=1266&bagian=0

0 komentar:

Posting Komentar

jika anda tidak senang maka jawablah tidak!!